Reporter: Vina Elvira | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan industri ritel nasional tercatat 3,2% di semester I-2023. Namun demikian, secara volume penjualan justru turun 2,8% Juni 2023.
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mencatat, beberapa daerah mengalami pertumbuhan ritel di atas rata-rata nasional. Seperti Jakarta misalnya yang tumbuh 7,8%. Lalu ada Bali dan Nusa Tenggara 15%, dan Jawa Tengah 4,8%.
Namun, ada juga daerah-daerah yang pertumbuhannya stagnan dan masih berada di bawah rata-rata nasional. Di antaranya, Kalimantan tumbuh 2,4%, Jawa Barat tumbuh 0,9%, serta Sumatra Utara dan Aceh 0,8%.
Baca Juga: Sepuluh Merek Ritel Lokal Ekspansi ke Malaysia
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey menyatakan bahwa kinerja ritel nasional justru melesu di tengah kondisi ekonomi Indonesia yang membaik. Di mana, pertumbuhan ekonomi di kuartal II tercatat mencapai 5,17% year on year (YoY).
“Value naik tapi volume turun. Jadi kenapa bisa terjadi? Value-nya berkaitan dengan fluktuasi harga, orang mau enggak mau harus beli minyak goreng dan beras harga berapapun namanya kebutuhan pokok. Tapi secara volume turun, ini menandakan jumlah yang dibelanjakan disubstitusi,” ungkap Roy, Jumat (18/8).
Sejalan dengan ekonomi yang membaik, inflasi di Indonesia juga dinilai berangsur menurun. Pada Juli 2023 inflasi tercatat sebesar 3,08%, lebih rendah dari bulan Maret 4,97% dan bulan Januari 5,28%.
Namun demikian, kondisi tersebut tidak diikuti dengan kenaikan volume penjualan ritel meskipun dari sisi value/nilai penjualan meningkat. Menurut Roy, salah satu penyebabnya adalah kondisi ritel modern yang melesu dibandingkan ritel tradisonal yang cenderung lebih baik.
Baca Juga: Indomaret Optimistis Pertumbuhan Sektor Ritel Tahun Ini Capai 15%
Di kuartal II-2023 pertumbuhan ritel modern tercatat 1,2% YoY. Sedangkan di kuartal I-2023 masih bertumbuh 2,6% YoY. Sedangkan ritel tradisional tumbuh 4,5% year to date (YtD) per semester I-2023.
Beberapa penyebab melesunya kondisi ritel modern antara lain, pergeseran perilaku konsumen, peritel yang belum adaptif dengan kondisi saat ini, serta faktor ketidakpastian kondisi global yang membuat konsumen cenderung menahan belanja di sektor ritel.
“Kecenderungan untuk simpan dulu uangnya karena situasi kondisi global serta masuk tahun politik,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News