kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.924   6,00   0,04%
  • IDX 7.202   60,78   0,85%
  • KOMPAS100 1.106   11,13   1,02%
  • LQ45 878   12,09   1,40%
  • ISSI 220   0,63   0,29%
  • IDX30 449   6,48   1,46%
  • IDXHIDIV20 540   5,30   0,99%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 134   0,17   0,13%
  • IDXQ30 149   1,68   1,14%

KKP dorong promosi produk akuakultur via e-commerce


Rabu, 29 Agustus 2018 / 16:30 WIB
KKP dorong promosi produk akuakultur via e-commerce
Seminar dan Kick Off Aquatica Asia & Indoaqua 2018


Reporter: Tane Hadiyantono | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi era revolusi industri 4.0, Kementerian Kelautan dan Perikanan mendorong peningkatan teknologi industri akuakultur agar bisa bersaing dalam perdagangan global. Caranya dengan menggunakan pemasaran digital (e-commerce).

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto mengatakan dengan teknologi digital, pembudidaya ikan dapat memasarkan produknya langsung ke konsumen tanpa melewati rantai pasok yang panjang sehingga biaya transaksi menjadi lebih mudah. Dengan begitu, akumulasi margin yang sebelumnya terjadi dapat ditekan dan dinikmati oleh pembudidaya ikan dalam bentuk harga jual yang lebih baik, sementara konsumen mendapat harga yang lebih murah.

“Teknologi informasi dapat mengefisienkan rantai distribusi, sehingga harga jual di tingkat konsumen lebih murah dari pasar tradisional, serta pemanfaatkan teknologi informasi dalam akuakultur juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi ketersediaan benih unggul, pakan, sarana dan prasarana produksi,” katanya dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/8). 

Oleh karena itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB) terus mendorong akuakultur berbasis e-commerce digital. 

Dengan teknologi e-commerce, industri dapat memperpendek rantai distribusi yang tidak efisien karena mendekatkan produsen ikan dengan pasar ritel (eceran), memberikan kepastian harga di pembudidaya ikan dan konsumen, meningkatkan konektivitas serta menghilangkan batas jarak, ruang dan waktu untuk menyediakan sarana input dan pasar dalam pengembangan industrisasi akuakultur, dan menghadirkan model bisnis akuakultur yang efisien di tengah-tengah masyarakat.

Thomas Darmawan, Ketua Komtap Industri Pengolahan Makanan dan Protein Kadin Indonesia sekaligus Ketua Bidang Perikanan Apindo menyampaikan bahwa konsumsi produk ikan per kapita di Indonesia tahun 2018 pada sebesar 43,88 kg/kapital/tahun. Sehingga dibutuhkan peran teknologi informasi berbasis e-commerce seperti Go-Food, GoBox, Blibli, Tokopedia dan yang lainnya.

“Untuk menjadi eksportir perikanan yang handal serta feed to the world (penyumbang makanan bagi dunia), sangat diperlukan peran industri digital untuk menciptakan produk masa depan, seperti ditampilkan produk dengan inovasi baru, produk-produk siap saji dan pengolahan dan pengemasan terstandardisasi”, terang Thomas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×