Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam rangka memperbaiki rantai nilai pangan dan untuk meningkatkan produktivitas produk perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Food and Agriculture Organization (FAO) untuk meluncurkan Unit Pengolahan Ikan (UPI) Pindang higienis di Kabupaten Lombok Utara, pada hari Kamis (27/6) lalu.
Direktur Pengolahan dan Bina Mutu, Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Innes Rachmania mengatakan, peluncuran UPI ini merupakan upaya dalam memperbaiki rantai nilai pangan dan produktivitas ikan pindang dengan integrasi pasar baru yang dimulai sejak September 2016.
Ia menuturkan, proyek tersebut merupakan hasil kolaborasi antara KKP dan FAO melalui program Development of Effective and Inclusive Food Value Chains in ASEAN Member States yang didanai Jepang.
“Proyek ini merupakan wujud peningkatan ketahanan pangan dan nilai ekonomi terutama untuk usaha kecil dengan fokus produk olahan pindang karena mampu meningkatkan peluang akses pasar baru,” ujarnya seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu, (29/6).
Ia menambahkan, produk yang dihasilkan dari unit pengolahan yang ada saat ini adalah pindang presto dan pindang higienis. Namun ke depan Innes tidak menutup kemungkinan untuk pembuatan produk seperti abon atau yang lainnya.
“Dengan pengolahan ikan pindang higienis ini maka hasil produk olahannya bisa lebih bersih, bergizi, dan mempunyai nilai tambah,” tuturnya.
UPI higienis ini dibangun di atas luasan wilayah 65 meter persegi dengan kapasitas produksi sekitar 500 kg/hari. Pembangunannya menelan biaya senilai Rp 332,75 juta.
Selain itu, diberikan bantuan peralatan pengolahan seperti boiling table, cooker hood, washing table, working table, wash basin, storage rack, grease trap, chest freezer, low temperature freezer, gas stand burner, vaccum packing machine, dan timbangan digital. Peralatan yang dihibahkan ini bernilai Rp 84,45 juta.
UPI ini juga dilengkapi dengan IPAL berukuran 7,5 meter persegi yang terdiri dari empat chamber penampungan dengan sekitar 50 orang pengolah yang telah dilatih ilmu sanitasi, pengelolaan limbah, dan kewirausahaan.
Seperti diketahui, ikan pindang merupakan produk olahan hasil perikanan yang popular di Indonesia setelah ikan asin. Selain memiliki cita rasa yang lezat, pindang tidak terlalu asin dan dapat diolah dari semua jenis ikan. Umumnya dilakukan oleh industri skala mikro dan kecil.
Berdasarkan SNI 2016, pengolahan pindang ikan terbagi dua yaitu pindang garam dan pindang air garam.
Sementara itu, untuk sebaran industri pengolahan pindang skala mikro dan kecil terpusat di Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Lokasi UPI terbanyak yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB, Bali, Jakarta, dan Banten yang jumlahnya mencapai 96,20% atau 11.175 UPI dari total 11.616 UPI mikro kecil.
Plt. Direktur Jenderal PDSPKP Nilanto Perbowo secara terpisah menuturkan, program FAO ini merupakan stimulan bagi UPI pindang dalam memperbaiki nilai tambah produk pindang yang terjamin mutu dan keamanan produknya.
"Pembangunan UPI Pindang Higienis dan pelatihan penguatan kapasitas UKM seperti pelatihan pengelolaan limbah, pengembangan produk, dan kewirausahaan selama program FAO berlangsung, bisa menjadi contoh dan diterapkan secara mandiri oleh pemerintah daerah pada UPI skala mikro kecil di daerahnya," tandasnya.
Perwakilan FAO Indonesia, Stephen Rugard menambahkan, pembangunan pengolahan ikan pindang higienis ini mempunyai efek besar karena dapat meningkatkan gizi masyarakat.
“Kami berterima kasih kepada KKP maupun pemerintah daerah yang mampu merealisasikan proyek ini,” katanya seperti dikutip dari siaran pers.
Menurut Stephen FAO akan memperbaiki manajemen bisnis, sanitasi, dan lainnya untuk meningkatkan nilai dan gizi ikan pindang ini. “Makanya saya akan perkenalkan ikan pindang ke keluarga saya bahkan ke dunia,” tambahnya.
Oleh karenanya, pihaknya berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dalam hal ini KKP. Ia menyebut akan menambah program bantuan yang sama. “Jika diperbesar ikan pindang bisa mendunia,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News