Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) berhasil mengembangkan Sistem Ketertelusuran dan Logistik Ikan Nasional (STELINA) yang memenuhi standar Global Dialogue on Seafood Traceability (GDST).
Keberhasilan ini menjadikan Indonesia resmi diakui oleh GDST sebagai negara pertama di dunia yang memiliki sistem ketertelusuran hasil perikanan berstandar global yang dioperasikan pemerintah.
Plt. Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Machmud menjelaskan bahwa pengakuan ini merupakan hasil konsistensi KKP dalam mengintegrasikan sistem digital untuk memastikan ketertelusuran (traceability) produk perikanan dari hulu hingga hilir.
Baca Juga: Jurus KKP Tangkal Mitos Negatif Makan Ikan di Tengah Masyarakat
“Penerapan standar GDST pada STELINA menunjukkan bahwa Indonesia telah berhasil menerapkan standar global pada sistem ketertelusuran yang kredibel dan akuntabel di sektor kelautan dan perikanan,” ujar Machmud dalam siaran pers seperti dikutip Selasa (18/11/2025).
Menurutnya, keberhasilan STELINA memenuhi standar GDST menjadi langkah strategis dalam memperkuat akses pasar internasional bagi produk perikanan Indonesia.
Pasar global kini semakin menuntut transparansi rantai pasok untuk memastikan produk dihasilkan dari praktik penangkapan dan pengolahan yang legal, berkelanjutan, dan bertanggung jawab.
“Melalui STELINA, pelaku usaha dapat membuktikan asal-usul ikan yang diproduksi, termasuk metode penangkapan dan proses pengolahannya. Hal ini akan meningkatkan kepercayaan pasar internasional terhadap produk perikanan Indonesia,” lanjut Machmud.
Untuk memperkuat tata kelola perikanan, KKP bekerja sama dengan Southeast Asian Fisheries Development Center (SEAFDEC) dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menyelenggarakan On-site Training on the Implementation of National Fish Traceability and Logistics Systems (STELINA).
Baca Juga: KKP Anggarkan Rp 2 Triliun buat Olah Garam, Begini Pembagiannya
Kegiatan ini sekaligus menunjukkan peran aktif Indonesia dalam mendorong penerapan sistem ketertelusuran perikanan yang terstandar di tingkat regional.
Melalui pelatihan ini, KKP tidak hanya memperkuat kapasitas nasional, tetapi juga berbagi pengalaman dan praktik terbaik kepada negara-negara anggota SEAFDEC lainnya dalam membangun sistem ketertelusuran yang terintegrasi dan selaras dengan standar internasional.
Kegiatan yang didukung penuh oleh SEAFDEC dan JICA ini merupakan bagian dari program capacity building untuk memperkuat upaya penanggulangan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing di kawasan Asia Tenggara yang dilaksanakan di Surabaya pada 10–13 November 2025.
Ke depan, KKP akan memperluas implementasi STELINA ke berbagai wilayah sentra perikanan di Indonesia serta mendorong integrasi sistem ini untuk memperkuat daya saing produk nasional.
Baca Juga: KKP Tangkap Satu Kapal Ikan Asing dan Tertibkan 20 Rumpon Ilegal
Langkah ini merupakan bagian dari strategi besar KKP dalam mendorong hilirisasi perikanan, memastikan keterlacakan produk, dan meningkatkan nilai tambah di setiap rantai pasok.
Selanjutnya: LKM BKD Kabupaten Pekalongan Nilai Isu Fraud Dapat Berdampak Negatif bagi Industri
Menarik Dibaca: 7 Langkah Praktis Mengatur Uang Pasca Menikah agar Cepat Punya Rumah Baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













