Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memperkirakan produksi udang budidaya tahun ini akan meningkat menjadi 700.000 ton.
“Tahun ini saya perkirakan naik lagi. Tahun lalu total produksi udang budidaya sekitar 600.000 ton,” ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), KKP, Slamet Soebjakto, Rabu (15/8).
Berdasarkan data KKP, produksi udang budidaya di tahun 2017 sebesar 642.000 ton. Namun, ini masih berupa angka sangat sementara. Bila dibandingkan dengan tahun 2016, produksi udang budidaya sebesar 674.555 ton.
Perinciannya, produksi udang windu sebesar 150.860 ton, produksi udang Vaname sebesar 488.019 ton, dan produksi udang lainnya sebesar 35.676 ton.
Slamet menuturkan, porsi produksi udang nasional memang masih didominasi oleh udang vaname dan udang windu. Bahkan, komposisi udang vaname bisa mencapai 70%.
Direktur Perbenihan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Coco Kokartin Soetrisno mengatakan, pembudidaya memang lebih tertarik memproduksi udang vaname karena dari sisi bisnis perdagangannya lebih menguntungkan.
“Namun, untuk perawatannya lebih sulit vaname. Makanya kita sedang mempopulerkan udang windu. Saat ini benih udang windu masih terbatas,” ujar Coco.
Sementara itu, Slamet pun mengatakan, sumber benih ikan budidaya termasuk ikan diwajibkan berasal dari pusat penbenihan atau tidak mengambil dari alam. Dengan begitu, maka kelestarian alam dapat terjaga.
Slamet menambahkan, permintaan benihudang vaname dan udang windu pun terus meningkat setiap tahun. Peningkatan ini didorong oleh permintaan pasar ekspor yang tinggi. “Konsumsi di dalam negeri masih kecil. Untuk ekspor udang ini bisa mencapai 90%,” ujar Slamet.
Tujuan pasar ekspor udang budidaya Indonesia adalah Uni Eropa, Amerika, China, Jepang dan beberapa negara lain.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News