kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.932.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.303   -18,00   -0,11%
  • IDX 6.839   -30,45   -0,44%
  • KOMPAS100 989   -6,64   -0,67%
  • LQ45 760   -4,85   -0,63%
  • ISSI 223   -0,20   -0,09%
  • IDX30 391   -3,76   -0,95%
  • IDXHIDIV20 455   -5,90   -1,28%
  • IDX80 111   -0,62   -0,56%
  • IDXV30 113   -0,92   -0,81%
  • IDXQ30 127   -1,14   -0,89%

KLHK dorong penanaman kemiri sunan


Senin, 31 Juli 2017 / 22:42 WIB
KLHK dorong penanaman kemiri sunan


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Wahyu T.Rahmawati

JAKARTA. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendorong masyarakat meningkatkan penanaman pohon kemiri sunan untuk pengembangan energi terbarukan. Pasalnya, kemiri sunan ini terbukti memiliki keunggulan dalam menghasilkan minyak sebagai bahan baku biodisel dibandingkan tananman lainnya.

Saat ini, rata-rata produktivitas kemiri sunan mencapai 50 kilogram (kg) hingga 300 kg per pohon per tahun. Sementara rendemen minyak kasar yang dihasilkan mencapai 52% dan 88% dapat diolah menjadi biodisel dan sisanya berupa gliserol. 

Maka setiap 100 pohon hingga 150 pohon kemiri sunan diprediksi menghasilkan 6 ton hingga 8 ton biodisel per tahun. Ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada bahan bakar fosil yang banyak menghasilkan gas rumah kaca (GRK) dan energi yang digunakan lebih ramah lingkungan.

Ketua Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim (DPPPI) KLHK Sarwono Kusumaatmadja mengatakan, saat ini negosiasi pengendalian perubahan iklim terus berlangsung di forum internasional. Meski demikian, Indonesia tidak boleh menunggu negosiasi tuntas dan harus mengambil peran dalam upaya pengendalian perubahan iklim. "Penanaman pohon kemiri sunan yang melibatkan masyarakat adalah contoh bagus aksi di tingkat lokal yang berdampak global. Ini harus kita teruskan," kata dia, Senin (31/7).

Sarwono menambahkan, penanaman yang dilakukan saat ini akan berdampak lima sampai enam tahun ke depan. Pada saat itu, bukan hanya masyarakat yang akan diuntungkan, tetapi dunia global akan memberi pengakuan atas upaya yang dilakukan Indonesia. 

Hal ini juga sejalan dengan Persetujuan Paris, dimana Indonesia mencanangkan mengurangi emisi GRK sebanyak 29% pada tahun 2030 mendatang atau 41% dengan dukungan internasional. Saat ini bauran energi terbarukan baru berkisar 5%-6%. Karena itu, pengembangan kemiri sunan bisa menjawab upaya pemerintah mengurangi GRK.

Penasehat Independen Yayasan Belantara Tachrir Fathoni mengungkapkan, tanaman kemiri sunan layak dilirik karena bisa ditanam di lahan marjinal. Ia bilang saat ini, pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Barat menanam kemiri sunan di areal seluas empat hektare untuk tahap pertama. 

Ini bisa dilanjutkan pada titik yang terdegradasi di kawasan KHDTK yang dikelola Universitas Tanjungpura. Penanaman tersebut diharapkan bisa berkontribusi untuk mempertahankan KHDTK yang merupakan benteng alam bagi Cagar Alam Mandor, yang menjadi rumah bagi satwa endemik orang hutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×