Reporter: Venny Suryanto | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Data Knight Frank Indonesia menunjukkan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara akan menjadi lokasi investasi properti yang bernilai hingga lima tahun ke depan. Hal itu terlihat dari data survei yang menunjukkan sebanyak 16,2% responden yang menyetujuinya.
Syarifah Syaukat, Senior Research Advisor, Knight Frank Indonesia mengatakan prospek bisnis properti secara umum akan mengalami kebangkitan penuh pada kuartal keempat tahun 2022. Beberapa tantangan pada bisnis properti yang dapat dihadapi pada tahun ini juga diantaranya adalah peningkatan PPN, peningkatan laju inflasi, dan krisis global.
“Untuk IKN sendiri, melalui survei bertajuk Indonesia Property Sentiment yang dirilis oleh Knight Frank Indonesia, sebanyak 16,2% responden menilai IKN Nusantara sebagai lokasi investasi properti paling bernilai untuk 3 hingga 5 tahun ke depan,” ujar dia saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (7/6).
Baca Juga: Pembangunan IKN Bakal Sedot 200.000 Tenaga Kerja Tahun Depan
Knight Frank juga mencatat, sebanyak 45% responden dengan latar belakang perbankan menyatakan IKN di Penajam Paser Utara akan menjadi kota yang potensial untuk investasi properti.
Namun, ia bilang, terlepas dari respons-respons responden di atas, kepastian hukum dan stabilitas politik menjadi hal penting yang dapat memberikan jaminan kenyamanan dan keamanan investor dalam berinvestasi di IKN.
Lebih lanjut, dia juga menambahkan, nantinya ada lima subsektor proyek properti yang akan dikembangkan terlebih dahulu di IKN Nusantara yaitu residential (24%), selanjutnya menyusul sektor perkantoran (19%), logistic and industrial (14%), retail (11%) dan hotel (11%).
Baca Juga: Jokowi Minta Perencanaan Multisektor di IKN Lebih Dimatangkan
Sebagai informasi tambahan, Knight Frank Indonesia juga mencatat, sejumlah 73% responden menyebutkan, pindahnya IKN dari Jakarta ke Penajem Paser Utara, Kalimantan Timur dinilai tak akan berdampak banyak terhadap pertumbuhan pasar properti di Jakarta, khususnya dari segi harga.
Adapun, pengembangan IKN diprediksi tidak akan berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan properti di Jakarta baik dalam sisi pasokan, permintaan, harga, maupun tingkat hunian. Dengan kata lain, Kawasan Jabodetabek, khususnya Jakarta, akan tetap menjadi poros untuk beragam kegiatan bisnis dan investasi properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News