Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan tarif resiprokal dari Amerika Serikat (AS) tidak menyurutkan minat pelaku usaha di industri baja untuk menggenjot ekspor ke Negeri Paman Sam.
Aksi terbaru dilakukan oleh PT Tata Metal Lestari yang menjalin kolaborasi dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS).
PT Tata Metal Lestari mengirimkan ekspor baja lapis ke pasar AS dengan volume sebesar 10.000 ton atau senilai US$ 12,6 juta.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita secara resmi melepas ekspor produk baja lapis Tata Metal Lestari ke AS di Pelabuhan Tanjung Priok pada Jumat (18/7/2025).
Menperin menyoroti pentingnya kolaborasi antara Tata Metal Lestari sebagai pelaku industri hilir dengan KRAS selaku penyedia bahan baku dari sektor hulu.
Baca Juga: Strategi Krakatau Steel (KRAS) Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Diversifikasi Ekspor
Menurut Agus, sinergi ini mencerminkan kekuatan ekosistem industri baja nasional yang mampu menjawab tantangan serta peluang pasar global.
Agus bilang, kemampuan industri untuk menciptakan nilai tambah serta membangun jejaring hulu-hilir yang kuat dan berkelanjutan menjadi kunci penting bagi penguatan ekonomi.
Agus menegaskan peluang ekspor masih terbuka lebar di tengah kebijakan pembatasan perdagangan di antara para pemain utama global, termasuk AS.
Negeri Paman Sam itu menerapkan tarif tinggi terhadap produk baja berdasarkan Section 232. Meski tarif impor baja di AS mencapai 50%, lebih tinggi dibandingkan tarif produk lainnya yang terkena 19%, AS tetap bergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan baja lapis.
Baca Juga: Pabrik Beroperasi Lagi, Krakatau Steel (KRAS) Siap Genjot Kinerja Pada 2025
“Untuk meningkatkan daya saing, para pelaku industri nasional harus bisa lebih efisien dalam proses produksinya sehingga nilai tambah produk yang dihasilkan menjadi lebih tinggi,” ungkap Agus melalui keterangan tertulis yang disiarkan Jumat (18/7).
Vice President of Operations Tata Metal Lestari, Stephanus Koeswandi menyampaikan bahwa ekspor ke AS kali ini merupakan bagian dari ekspansi agresif perusahaan ke pasar global.
“Bulan Februari kami ekspor 5.000 ton, kemudian setiap bulan terus meningkat hingga Juli ini kami ekspor 10.000 ton, atau sekitar 14,5% dari total target ekspor 2025 yang mencapai 69.000 ton,” jelas Stephanus.
Adapun, target ekspor Tata Metal pada tahun ini meningkat sekitar 133% dibandingkan realisasi tahun lalu. Pasar ekspor berkontribusi sekitar 30% – 40% terhadap total penjualan Tata Metal.
Baca Juga: Bursa Buka Suspensi Saham Krakatau Steel (KRAS) Mulai Hari Ini (2/7)
Dalam pelepasan kali ini, ada tiga produk yang diekspor, yakni Baja Lapis Aluminium Seng (BJLAS) bermerek Nexalume, Baja Lapis Seng (BJLS) bermerek Nexium, serta BJLS Warna bermerek Nexcolor.
“Produk yang diekspor telah melalui proses pelapisan baja dan pelapisan warna sesuai standar kualitas internasional, dan digunakan sebagai bahan baku roll-former untuk industri konstruksi di AS,” ungkap Stephanus.