Reporter: Ahmad Febrian | Editor: Ahmad Febrian
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Suasana Pondok Pesantren Assalafiyyah di Mlangi, Yogyakarta, Jumat (7/11) tampak berbeda. Pondok itu gegap gempita keriuhan para santri dengan permainan tradisional dan alunan cerita wayang.
Itu merupakan implementasi program Sahabat Tunasi Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi). Melalui program ini, anak-anak tidak hanya pintar menggunakan gawai, tetapi juga memiliki kesadaran penuh untuk menjaga diri dan menghormati orang lain di dunia maya.
Kegiatan ini program Direktorat Jenderal Komunikasi Publik dan Media (KPM) Kemkomdigi untuk menciptakan ruang digital yang aman dan ramah anak. Direktur Jenderal KPM Kemkomdigi, Fifi Aleyda Yahya, mengatakan literasi digital bagi anak jauh melampaui sekadar kemampuan teknis.
Baca Juga: Regulasi Lemah, Iklan Rokok di Ruang Digital Marak Menyasar Anak Muda
"Kami mengajak anak-anak belajar hak dan kewajiban sebagai anak digital yang cerdas dan bertanggung jawab, dan kepada orang tua untuk selalu mengawasi kegiatan digital anak-anak mereka,” ujar Fifi, dalam rilis ke Kontan.co.id, Sabtu (8/11).
Menurut dia, pendampingan harus seimbang. Anak perlu memahami batasan konten yang boleh mereka akses, mampu membagi waktu antara belajar dan berkreasi di dunia online, serta tetap aktif bersosialisasi di dunia nyata.
Program in berupaya mengajak anak-anak tidak hanya berfokus pada dunia digital. Juga mendorong mereka terlibat dalam kegiatan positif dan produktif di luar layar gawai.
Selanjutnya: Menkeu Purbaya Minta Pegawai Pajak Tetap Optimistis Kejar Target 2025
Menarik Dibaca: Tanaman Herbal untuk Obat Sakit Perut, Redakan Nyeri dengan Pengobatan Rumahan!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













