Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian ESDM mencatatkan konsumsi listrik per-kapita di sepanjang 2021 naik menjadi 1.123 kWh/kapita dari sebelumnya di 2020 sebesar 1.089 kWh/kapita.
Adapun pada 2022, Kementerian ESDM memproyeksikan konsumsi listrik per-kapita naik signifikan dibandingkan tahun lalu menjadi 1.268 kWh/kapita.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif memaparkan, pada 2021, konsumsi listrik per kapita mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Hal ini tidak terlepas dari tumbuhnya kapasitas terpasang pembangkit listrik sebesar 74 Giga Watt (GW) di 2021 guna menjaga kebutuhan listrik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi," jelasnya dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (12/1).
Baca Juga: Sepanjang 2021, Investasi di Sektor ESDM Capai US$ 28,2 Miliar
Selain itu, realisasi rasio elektrifikasi tahun 2021 sebesar 99,45% dan rasio desa berlistrik mencapai 99,62%. Sementara pada tahun 2022, pemerintah menargetkan 100% baik rasio elektrifikasi maupun rasio desa berlistrik.
"Upaya tersebut bisa melalui perluasan jaringan, pembangunan minigrid, penyediaan Alat Penyalur Daya Listrik (APDAL) dan pelaksanaan program Bantuan Pasang Baru Listrik bagi Rumah Tangga Miskin," jelas Arifin.
Pada program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB), pemerintah terus mempercepat status pembangunan infrastruktur dengan rincian 267 unit Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU) di 224 lokasi dan 266 unit Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) di 265 lokasi sudah terbangun hingga 2021.
Sementara itu, 71 unit sepeda motor telah dikonversi dari BBM ke listrik serta 29 unit sedang dalam proses penyelesaian.
Realisasi kapasitas pembangkit listrik energi baru terbarukan (EBT) hingga tahun 2021 mencapai 11.152 MW. Tambahan pembangkit EBT di antaranya dari PLTA Poso Peaker sebesar 260 MW, 3 unit PLTP sebesar 146,2 MW, PLTA Malea sebesar 90 MW, PLT Bioenergi sebesar 16,5 MW , 18 unit PLTM sebesar 111,25 MW, serta PLTS sebesar 26,08 MW.
Untuk tahun 2022, ditargetkan kapasitas pembangkit EBT meningkat menjadi 11.791 MW. "Sumber - sumber energi (EBT) ini harus dimanfaatkan agar bisa menurunkan emisi," tegasnya.
Program mandatori biodiesel juga terus ditingkatkan. Realisasi pemanfaatan biodiesel sepanjang tahun 2021 tercatat sebesar 9,3 juta Kilo Liter. Capaian tersebut menghasilkan penghematan devisa sebesar Rp66,54 triliun (US$2,66 miliar).
Baca Juga: Menko Luhut: 37 Kapal Siap Berangkat Ekspor Batubara Malam Ini
Pada tahun 2022, pemanfaatan biodiesel ditargetkan mencapai 10,1 juta KL. "Kebijakan mandatori biodiesel dapat mengurangi impor minyak dan menghemat devisa," ungkap Arifin.
Upaya menurunkan CO2 juga menjadi catatan manis bagi Pemerintah di 2021, dengan penurunan sebesar 69,5 juta ton CO2 atau melebihi target sebesar 67 juta ton CO2.
Sedangkan pada tahun 2022 ditargetkan penurunan CO2 sebesar 91 juta ton. Hal ini sejalan dengan realisasi bauran EBT pembangkit listrik yang melebihi target, yaitu 13,5% dari target 12,9%.
"Aksi mitigasi yang menyumbang reduksi emisi paling besar antara lain implementasi EBT, aplikasi efisiensi energi dan penerapan bahan bakar rendah karbon (gas alam)," ungkap Airifn.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News