kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi naik, pemerintah genjot ikan budidaya


Kamis, 29 Januari 2015 / 14:25 WIB
Konsumsi naik, pemerintah genjot ikan budidaya
ILUSTRASI. Twibbon HUT RI ke-78


Sumber: Antara | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, potensi budidaya lebih dilirik dunia karena lebih berkembang dibandingkan perikanan tangkap.

"Dalam 10 tahun terakhir produksi perikanan tangkap dunia level off, sedang perikanan budidaya tumbuh 8% per tahun," ujar Indroyono usai Rakor Perikanan Budidaya di Kantor Kemenko Kemaritiman, Kamis (29/1).

Ia memaparkan, produksi perikanan dunia saat ini jumlahnya mencapai 148 juta ton per tahun. Produksi itu terdiri atas 88 juta ton per tahun dari perikanan tangkap, dan 60 juta ton dari kegiatan budidaya.

Dengan akan bertambahnya populasi masyarakat dunia dari sekitar 7 miliar orang saat ini menjadi 9 miliar orang pada 2050 bakal memicu peningkatan konsumsi ikan secara global.

Untuk memenuhi permintaan pasar tersebut, Menteri Perdagangan Rachmat Gobel mengatakan akan membuat desain dan pemetaan berapa investasi perikanan budidaya yang diperlukan.

"Kita harus mengelola budidaya perikanan sehingga dapat memenuhi pasar domestik dan pasar dunia," ujar Rahmat, di kesempatan yang sama.

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong pembudidaya perikanan di berbagai daerah untuk meningkatkan kemandirian induk dan benih unggul terutama untuk sejumlah komoditas unggulan.

"Beberapa komoditas budidaya air tawar saat ini sudah dapat menyediakan induk unggul, seperti ikan nila, lele, mas dan patin. Ke depan, kita akan dorong kemandirian induk dan benih unggul untuk komoditas lain seperti udang vaname, dan juga komoditas lainnya," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto.

Slamet memaparkan, kemandirian yang dimaksud adalah bahwa dalam satu wilayah atau kawasan dapat memenuhi kebutuhan benih dan induk unggul secara cukup dan berkelanjutan, sehingga tidak mendatangkan induk atau benih dari daerah lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×