Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. PT Pertamina memproyeksi, akan terjadi kenaikan penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis Premium pada musim mudik tahun ini. Proyeksi ini berbeda dengan kondisi musim mudik tahun lalu, yaitu konsumsi Premium justru turun selama masa mudik, yang biasanya berlangsung 12 hari jelang Lebaran dan 12 hari setelah lebaran.
Direktur Pemasaran Pertamina Muchamad Iskandar mengungkapkan, masa mudik pada tahun 2017 akan sedikit berbeda dengan kondisi tahun 2016. Konsumsi Premium akan meningkat sebesar 5% dibandingkan rata-rata harian normal yang saat ini mencapai sebesar 38.231 kiloliter (kl) per hari atau menjadi 40.142 kl per hari selama masa mudik Lebaran tahun ini.
Dia menyebutkan, proyeksi kenaikan premium ini berdasarkan penggunaan Premium yang stabil sepanjang Januari hingga Mei 2017, yang menunjukkan sudah tidak terjadinya pergeseran ke produk Pertamax atau Pertalite.
Pertamina mencatat, sepanjang masa mudik Lebaran tahun lalu terjadi penurunan Premium sebesar 7%, karena konsumen beralih ke produk Pertalite atau Pertamax Series. Maka tidak heran sepanjang masa mudik 2016 konsumsi Pertalite melonjak 40% dibandingkan konsumsi harian.
Biarpun begitu Iskandar menyebut, konsumsi Pertalite masih akan ikut meningkat pada masa mudik tahun ini. Pertamina memprediksi, akan ada kenaikan konsumsi Pertalite sebesar 15% menjadi 45.135 kl sepanjang masa mudik Lebaran 2017. "Kenaikan Pertalite karena mobilisasi dari Jakarta ke luar kota akan mencari produk yang kualitasnya lebih baik," terang Iskandar, dalam konferensi pers, Senin (22/5).
Produk BBM lain, seperti Pertamax juga diproyeksi tetap meningkat sebesar 15% menjadi 19.147 kl. Begitu juga konsumsi liquefied petroleum gas (LPG) yang diproyeksi naik sekitar 8% tahun ini menjadi 23.980 kl.
Konsumsi Avtur juga diproyeksikan naik sebesar 6% menjadi 14.079 kl. Sedangkan solar akan mengalami penurunan 9% menjadi 32.541 kl. Namun solar jenis Dex diproyeksi mengalami kenaikan 10% menjadi 500 kl dan Dexlite akan naik 10% menjadi 842 KL. Untuk penggunaan minyak tanah diproyeksi masih naik sebesar 3% menjadi 1.657 KL di wilayah Timur Indonesia yang masih mengguna minyak subsidi.
Untuk mengantisipasi kenaikan konsumsi BBM, PT Pertamina akan menjaga stok di atas 20 hari. "Biasanya level kami di bawah 20 hari. Level inilah yang kami jaga sampai nanti pasca Lebaran. Bergeser tidak boleh turun di bawah 20 hari, supaya sampai di terminal BBM depot terakhir, stok kami aman," terang dia.
Penumpukan pemudik
PT Pertamina memproyeksi, terjadi kenaikan konsumsi BBM di sejumlah wilayah. Paling tinggi kenaikan konsumsi BBM erjadi di Jawa Tengah hingga 25,8% dibandingkan konsumsi normal harian. Iskandar bilang, Jawa Tengah merupakan wilayah terjadinya hiruk pikuk kemacetan baik dari wilayah lain menuju Jawa Tengah atau dari Jawa Tengah ke Jawa Barat dan Jawa Timur. Penumpukan jalur mudik akan terjadi di Jawa Tengah.
"Di sana kami siapkan antisipasi peningkatan yang cukup besar," ujarnya. Konsumsi BBM Sumatra Barat juga diprediksi akan naik 22,7% dari konsumsi normal harian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News