kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Konsumsi susu meningkat, Ultra Jaya (ULTJ) masih kokoh sebagai market leader


Minggu, 05 Mei 2019 / 13:48 WIB
Konsumsi susu meningkat, Ultra Jaya (ULTJ) masih kokoh sebagai market leader


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Ultra Jaya Milk Industry & Trading Company Tbk (ULTJ) meraih kenaikan pendapatan sebesar 9,2% year on year (yoy) menjadi Rp 1,42 triliun di kuartal-I 2019 ini. Peningkatan ini dipicu oleh derasnya permintaan di tengah masyarakat.

"Memang pasar susu Ultra Hight Temperature (UHT) mulai kelihatan naik sejak awal tahun," sebut Muhammad Muthassawar, General Manager Public Relations ULTJĀ kepada Kontan.co.id, Minggu (5/5). Lebih lanjut, pria yang disapa Azwar ini juga mengemukakan saat ini konsumsi Indonesia kalah jauh dibanding dengan negara Asean lainnya.

Sehingga kenaikan dengan persentase kecil saja akan berdampak cukup besar bagi penambahan produksi susu di tingkat lokal. Adapun kata Azwar prospek pasar susu UHT di dalam negeri masih sangat potensial mengingat bonus demografi yang diperoleh Indonesia.

Mengulik laporan keuangan kuartal-I 2019 perseroan, penjualan lokal mendominasi hampir 99% revenue ULTJ dimana untuk penjualan kotor segmen minuman tercatat senilai Rp 1,53 triliun (belum dikurangi Pajak Pertambahan Nilai) yang mampu bertumbuh 10% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 1,38 triliun.

Azwar menyebutkan, dorongan perumbuhan permintaan di tingkat lokal juga disebabkan oleh penambahan portofolio produk perseroan di akhir tahun kemarin. "Varian baru Ultra Milk dan Teh Kotak tahun mulai ditingkatkan distribusinya sejak diluncurkan tahunn lalu," ungkapnya.

ULTJ mengklaim, di segmen susu UHT produknya mampu menjadi market leader dengan perolehan pangsa pasar 42%. Sedangkan untuk kategori teh Ready To Drink (RTD) kemasan karton perseroan juga menjadi pemimpin pasar dengan perolehan market share 71% di domestik.

Untuk itu, sampai akhir tahun ini ULTJ masih optimis dengan target pertumbuhan 10%-15% untuk pendapatan dan laba di tahun ini. Azwar mengatakan bahwa target tersebut belum berubah, yang artinya dengan revenue sepanjang tahun 2018 senilai Rp 5,4 triliun maka tahun ini diproyeksikan pendapatan bersih ULTJ kisaran Rp 5,94 triliun sampai Rp 6,21 triliun.

Sebelumnya dikabarkan bahwa perseroan tengah melakukan pengembangan proyek peternakan sapi perah milik PT Ultra Sumatera Dairy Farm (USDF) di Berastagi, Sumatera Utara, entitas usaha yang 69% sahamnya dimiliki ULTJ.

Mengenai progress nya, Azwar mengatakan bahwa pihak perseroan tengah menunggu kedatangan sapi perah untuk melengkapi rencana tersebut. Jika tak ada aral melintang diperkirakan akhir tahun 2019 ini atau paling lambat awal tahun depan peternakan tersebut bakal beroperasi.

Rencananya tahap pertama peternakan akan memiliki 2.000 ekor sapi perah, dengan rencana jangka panjang mencapai 6.000 ekor sapi perah. Pengembangan peternakan ditujukan sebagian besar untuk memenuhi kebutuhan bahan baku ULTJ.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×