Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Amerika Serikat (AS) mendeteksi kontaminasi radioaktif cesium-137 pada cengkeh asal Indonesia. Terkait itu, Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) menyoroti fakta bahwa temuan tersebut belum pernah terjadi di negara ekspor lainnya.
Temukan tersebut berasal dari sampel produk PT Natural Java Spice. Alhasil, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) memasukkan perusahaan ini ke daftar Impor Alert #99-51 untuk produk tercemar bahan kimia dan diblokir dari pasar AS.
Menanggapi ini, Sekjen APCI I Ketut Budiman menyebut ekspor ke pasar AS pasti bakal terganggu.
“Proporsi ekspor mestinya kecil, tapi sejak 2015 regulasi baru bebas impor, harga cengkeh dalam negeri terjun bebas dari Rp 140 ribu menjadi hanya Rp 50 ribu, aktivitas ekspor impor cengkeh mendadak naik drastis,” jelas Budiman kepada Kontan, Kamis (2/10/2025).
Baca Juga: FDA Temukan Kontaminasi Radioaktif Cesium-137 pada Cengkeh Impor dari Indonesia
Ia menjelaskan, produksi cengkeh domestik saat ini mayoritas untuk industri rokok kretek, yakni sekitar 95% di antaranya. Sisanya barulah untuk ekspor, farmasi, makanan, dan lainnya.
Maka dari itu, ekspor ke AS dipastikan terganggu dengan adanya kasus ini. Malah, ia juga menyoroti potensi gangguan ekspor ke negara lain.
Namun, ia mengaku tak bisa memprediksi bagaimana komoditas cengkeh Indonesia bisa terkontaminasi zat kimia. Pun, komplain semacam ini hanya datang dari AS.
“Tak pernah terpikirkan itu bisa terjadi. Dari mana asal muasalnya, kita juga tak paham. Kenapa komplain itu hanya dari AS saja? Negara lain seperti China, Timur Tengah, India, Eropa kan tak ada insiden itu. Pemerintah harus segera turun tangan,” tegasnya.
Baca Juga: Pemerintah Tetapkan Cikande sebagai Daerah Terpapar Radioaktif Cesium 137
Selanjutnya: Zoomlion Kantongi Kontrak Rp15 Triliun Selama Pameran Tambang Indonesia 2025
Menarik Dibaca: Jadi Tren, Ini 6 Manfaat Olahraga Padel untuk Wanita
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News