kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Kontraktor tambang batubara optimistis cetak pertumbuhan tahun depan


Minggu, 23 Desember 2018 / 20:48 WIB
Kontraktor tambang batubara optimistis cetak pertumbuhan tahun depan
ILUSTRASI. Perusahaan Pertambangan Batubara PT Samindo Resources


Reporter: Ika Puspitasari, Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten jasa penambangan batubara optimistis dapat mencetak pertumbuhan kinerja untuk tahun depan. Mereka berharap harga batubara kembali stabil setelah beberapa bulan terakhir mengalami tren penurunan.

PT Samindo Resources Tbk tetap memasang target operasional lebih tinggi. Head of Relations Samindo, Ahmad Zaki mengungkapkan, tren penurunan harga batubara belum berdampak secara langsung terhadap perusahaan.

"Belum ada dampak terhadap harga secara langsung, akan tetapi lebih ke volume dan target tahun depan," ungkapnya pada Kontan.co.id, Minggu (23/12).

Zaki menyampaikan, peningkatan target operasional tahun depan tidak terlalu signifikan. Selain itu, dalam menentukan target, sambungnya, Samindo perlu melihat permintaan dari klien terlebih dahulu.

Emiten berkode saham MYOH ini menargetkan mampu meningkatkan kinerja operasional untuk aktivitas overburden removal mencapai 58,1 juta bank cubic meter (bcm). Angka ini naik 6,6% ketimbang target tahun ini sebesar 54,6 juta bcm. "Coal getting kami targetkan 10,8 bcm, targetnya tahun ini 10,7 bcm," ungkapnya.

Selain itu, Zaki bilang, tak menutup kemungkinan apabila MYOH mendapat klien baru di tahun depan. "Sudah ada pembicaraan dari pertengahan tahun yang lalu," imbuh Zaki.

Guna memaksimalkan operasional, MYOH sudah menyiapkan belanja modal untuk tahun depan sebesar US$ 17,7 juta. MYOH akan menggunakan US$ 14,5 juta untuk membeli 10 dump truck berkapasitas 100 ton untuk operasional aktivitas overburden dan US$ 3,2 juta untuk pengangkutan batubara.

Perihal tarif, Zaki menjelaskan meski ada penurunan harga batubara tarif untuk jasa pengangkutan masih sama. Apabila tren harga batubara stabil, ada kemungkinan harga jasa meningkat. "Biasanya setiap kuartal pertama ada negosiasi harga," sebutnya.

Asal tahu saja, MYOH merupakan kontraktor dari Kideco yang memiliki produksi batubara berkalori sekitar 4.200-4.800 kcal/kg. Ia berharap ke depannya harga batubara lebih stabil.

Sama halnya MYOH, PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID) juga mengharapkan agar harga batubara tetap stabil. "Penurunan harga batubara saat ini masih belum berdampak signifikan terhadap usaha kami," kata Direktur Keuangan DOID, Eddy Porwanto.

Eddy menuturkan, belum adanya dampak penurunan harga jual batubara lantaran sebagian besar pelanggan mereka memproduksi batubara berkalori tinggi. Dalam mengantisipasi adanya penurunan harga batubara yang berkelanjutan, mereka terus meningkatkan utilisasi alat berat serta menghemat biaya produksi.

Eddy percaya, tren penurunan harga batubara berkalori rendah saat ini bersifat sementara. "Kami harus fokus pada efisiensi dan optimalisasi alat berat," tegasnya. Kini utilisasi alat berat mereka sudah di atas 60%.

Sampai November, DOID merealisasikan overburden removal sebesar 361,1 bcm dari target 2018 sebesar 375 hingga 425 juta bcm. Sementara untuk target produksi batubara sebanyak 45 juta ton-50 juta ton. "Kami yakin target di 2018 ini akan tercapai," ujarnya.

Tahun depan, DOID menganggarkan belanja modal sebesar US$ 175 juta.

Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Penambangan Indonesia (ASPINDO), Bambang Tjahjono menjelaskan, pemain jasa pertambangan mayoritas di sektor batubara. Meskipun permintaan pasar China turun, sambungnya, ada peningkatan dari pasar India dan ASEAN.

"Untuk harga batubara diharapkan stabil, apabila turun pun tidak sampai US$ 70 per ton. Harapannya bagi domestik ada peningkatan 2-3 tahun lagi," kata Bambang.

Ia menambahkan, bisnis kontraktor tambang masih tergantung dari pemilik tambang, sehingga kontraktor harus banyak melakukan efisiensi. "Mereka juga harus memperpanjang umur alat terutama mesinnya serta peggunaan IT untuk memonitor pergerakan alat," pungkasnya, Minggu (23/12).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×