kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kontribusi besar lima kontraktor di lifting gas


Senin, 17 November 2014 / 11:11 WIB
Kontribusi besar lima kontraktor di lifting gas
ILUSTRASI. Mengenal Operasi Bariatrik, salah satu cara untuk mengatasi obesitas


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Produksi gas bumi yang bisa di jual (lifting) sampai Oktober 2014 telah menyentuh angka 7,085 miliar british thermal unit per hari (bbtud) atau 99,8% dari target 7,099 bbtud yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2014. 

Pelaksana tugas (Plt) Satuan Kerja Khusus Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johanes Widjonarko bilang, kontribusi lifting gas terbesar berasal dari lima kontraktor migas, yaitu Total E&P Indonesie, ConocoPhillips (Grissik) LTD, PT Pertamina EP, BP Berau Ltd, dan PetroChina International Jabung LTD. "Lima kontraktor ini berkontribusi melebihi 75% dari total lifting gas," ujar Widjonarko, dalam siaran pers yang diterima KONTAN, Minggu (16/11). 

Di tengah menurunnya cadangan minyak, Widjonarko berharap gas bumi menjadi harapan bagi sektor hulu migas Indonesia, terutama dengan semakin tingginya permintaan gas domestik. Ia juga mengklaim volume pemanfaatan gas bumi untuk domestik telah meningkat signifikan dari 1,480 bbtud di tahun 2003 menjadi 3,774 bbtud di tahun 2013 atau meningkat sebesar 155%.

Asal tahu saja, sejak tahun 2013, volume gas untuk domestik telah melebih volume gas untuk ekspor, yaitu 3,774 bbtud atau 52,6% untuk domestik dan 3,402 bbtud atau 47,4% untuk ekspor. Menurutnya, industri hulu migas siap untuk memenuhi kebutuhan gas bagi keperluan domestik selama infrastrukturnya tersedia. "Ketersediaan infrastruktur menjadi kunci pemanfaatan gas untuk kebutuhan domestik," ungkap dia.

Sementara itu, hingga Oktober lifting minyak tahun 2014 adalah sebesar 798.000 barel per hari (bph) atau sebesar 97,6% dari target 818.000 bph. Tidak tercapainya lifting minyak karena gangguan operasional produksi, seperti gangguan fasilitas, gangguan sumur, kendala penyerapan minyak, mundurnya produksi penuh Blok Cepu dan Lapangan Bukit Tua, penundaan pengeboran karena tidak tersedia rig.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×