Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Selama empat tahun merugi, tahun ini PT Krakatau Steel Tbk berikhtiar untuk bisa mencetak rapor biru. Emiten baja pelat merah ini berupaya berbagai macam cara agar bisa menekan kerugian.
Direktur Keuangan Krakatau Steel, Tambok P. Setyawati mengatakan pihaknya berupaya untuk menaikkan penjualan dan menekan biaya beban-beban agar bisa menekan kerugian.
Apalagi kondisi harga baja saat ini menurutnya mulai merangkak naik dibanding tahun 2016 lalu. "Minimal kami bisa capai breakeven point di tahun ini," kata Tambok, Cilegon, Kamis (31/8).
Hal ini terlihat dari berkurangnya kerugian KRAS. Pada semester pertama tahun ini, emiten berkode dagang KRAS mencatat kerugian US$ 56,70 juta. Angka ini membaik ketimbang periode semester pertama tahun lalu dengan kerugian bersih US$ 87,55 juta.
"Meski pendapatan penjualan di semester I-2017 rendah tapi kami berupaya untuk bisa capai target volume penjualan di atas tahun lalu sebesar 2,23 juta ton," kata Tambok.
Apalagi Harga baja lembaran panas gulung (HRC) meningkat dari harga US$ 520/ton pada Januari 2017 hingga US$ 629/ton pada akhir Juni 2017. Selain itu KRAS memprediksi impor baja dari Tiongkok akan berkurang mengingat kebutuhan nasional di negeri Tirai bambu itu meningkat.
"Tiongkok juga tahun ini berencanaa mengurangi ekspornya dan juga pengetatan impor dari pemerintah Indonesia cukup membantu," kata Direktur PT Krakatau Steel Tbk, Purwono Widodo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News