kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.846.000   69.000   3,88%
  • USD/IDR 16.804   66,00   0,39%
  • IDX 6.254   286,04   4,79%
  • KOMPAS100 892   48,19   5,71%
  • LQ45 707   37,74   5,64%
  • ISSI 193   7,28   3,92%
  • IDX30 373   19,75   5,60%
  • IDXHIDIV20 451   19,32   4,47%
  • IDX80 101   5,64   5,89%
  • IDXV30 106   4,60   4,54%
  • IDXQ30 123   5,40   4,59%

Krakatau Steel berusaha tak merugi tahun ini


Kamis, 31 Agustus 2017 / 20:10 WIB
Krakatau Steel berusaha tak merugi tahun ini


Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Selama empat tahun merugi, tahun ini PT Krakatau Steel Tbk berikhtiar untuk bisa mencetak rapor biru. Emiten baja pelat merah ini berupaya berbagai macam cara agar bisa menekan kerugian.

Direktur Keuangan Krakatau Steel, Tambok P. Setyawati mengatakan pihaknya berupaya untuk menaikkan penjualan dan menekan biaya beban-beban agar bisa menekan kerugian.

Apalagi kondisi harga baja saat ini menurutnya mulai merangkak naik dibanding tahun 2016 lalu. "Minimal kami bisa capai breakeven point di tahun ini," kata Tambok, Cilegon, Kamis (31/8).

Hal ini terlihat dari berkurangnya kerugian KRAS. Pada semester pertama tahun ini, emiten berkode dagang KRAS mencatat kerugian US$ 56,70 juta. Angka ini membaik ketimbang periode semester pertama tahun lalu dengan kerugian bersih US$ 87,55 juta.

"Meski pendapatan penjualan di semester I-2017 rendah tapi kami berupaya untuk bisa capai target volume penjualan di atas tahun lalu sebesar 2,23 juta ton," kata Tambok.

Apalagi Harga baja lembaran panas gulung (HRC) meningkat dari harga US$ 520/ton pada Januari 2017 hingga US$ 629/ton pada akhir Juni 2017. Selain itu KRAS memprediksi impor baja dari Tiongkok akan berkurang mengingat kebutuhan nasional di negeri Tirai bambu itu meningkat.

"Tiongkok juga tahun ini berencanaa mengurangi ekspornya dan juga pengetatan impor dari pemerintah Indonesia cukup membantu," kata Direktur PT Krakatau Steel Tbk, Purwono Widodo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×