Reporter: Venny Suryanto | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kabar menghebohkan datang dari adanya krisis utang yang melilit Evergrande, salah satu perusahaan properti raksasa dari China. Perusahaan tersebut memiliki total liabilitas sekitar US$ 305 miliar. Hal itu di khawatirkan dapat meruntuhkan stabilitas keuangan China maupun global.
Senior Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi mengatakan, krisis utang Evergrande tak akan berpengaruh terhadap pasar maupun permintaan properti di Indonesia. Menurut dia, utang US$ 305 miliar tersebut memiliki jaminan termasuk tanah, sehingga apabila dalam bentuk tanah maka ada kemungkinan untuk dibeli oleh pengembang lain atau pun juga dibeli oleh pemerintah China.
“Saya belum tau Evergrande ini kolateralnya berbentuk apa, tapi saya berharap sih itu adalah berupa tanah, karena kalau memang seperti itu adanya maka properti di China masih aman untuk sekarang kalau pemerintah turun,” ujar dia kepada Kontan.co.id, Selasa (28/9).
Baca Juga: Krisis keuangan Evergrande, bagaimana dampaknya ke sektor properti Indonesia?
Alhasil, biaya dana sektor real estate tidak akan melesat tinggi, terutama untuk negara-negara yang memiliki keterkaitan dengan China termasuk Indonesia. Kekhawatiran utama efek Evergrande adalah kenaikan cost of fund atawa biaya dana.
Jika biaya dana tinggi, maka pengembang China yang ada di Indonesia akan otomatis tertekan. Sebab cost of fund utang bisa lebih tinggi ketimbang pengembang Indonesia yang berutang ke perbankan.
Untuk itu, apabila developer China tidak bisa lagi mencari pendanaan di Indonesia akibat biaya dana yang tinggi, maka pasar real estate di Indonesia akan sulit bekerja sama dengan pengembang China.
Baca Juga: Diutangi Evergrande US$ 3,1 Juta, Impian Kesuksesan Seorang Pemasok Menguap
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News