Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) melakukan program penyaluran 6.000 ekor sapi indukan kepada peternak-peternak daerah.
Meski sejauh ini sudah mulai berjalan dengan penyaluran 1.125 ekor, namun menurut Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI), Teguh Boediyana nilai ini tidak sebanding dengan populasi sapi di Indonesia.
“Impor 6.000 ekor sapi ya ini enggka signifikan. Populasi kita kan sudah jutaan,” kata Teguh kepada Kontan.co.id, Kamis (15/11).
Teguh menyebut bahwa saat ini populasi sapi di Indonesia berjumlah 13 juta – 14 juta sedangkan pemotongan sapi per tahunnya untuk sapi betina produktif adalah sekitar 1 juta ekor.
Menurutnya hal ini tidak efektif karena hanya akan membuang-buang dana saja. Alokasi dana untuk program sebar 6.000 ekor sapi adalah Rp 150 miliar.
“Oh ya kecil sekali (penambahan populasi sapi), kalau sapi di klaim populasinya 13 juta sampai 14 juta apa artinya impor 6.000 ekor padahal pemotongan sapi betina produktif itu 1 juta. Lebih bagus menekan sapi betina produktif yang ada,” jelasnya.
Hal ini berarti impor sapi bakalan sebanyak 6.000 ekor sama sekali tidak menggantikan sapi betina yang dipotong.
Teguh menyarankan agar kiranya pemerintah menjaga agar tidak terjadi pemotongan betina produktif. “Kalau yang dipotong sapi betina produktif untuk apa harus impor sapi,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News