Reporter: Kiki Safitri | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kemtan) melakukan program penyaluran 6.000 ekor sapi indukan kepada peternak-peternak daerah. Sejauh ini dari 6.000 ekor sapi yang ditargetkan di salurkan tahun ini, masih 1.125 yang baru tersalurkan.
Sintong Hutasoit selaku Kepala Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTU-HPT) menyebut bahwa target penyaluran sapi adalah akhir bulan November ini.
Menurutnya sapi-sapi yang akan didistribusikan ke BPTU-HPT Sembawa, BB Veteriner Maros harus menjalani pemeriksaan selama 7 hari karantina, inilah yang menjadi penghambat distribusi sapi indukan tersebut.
“Masing-masing UPT berbeda ya, kalau di Baturaden tidak ada kendala dan masalah. Saat ini sapi-sapi masih menjalani proses karantina yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia dan Australia. Ini nantinya diseleksi dan dikawal hingga sampai ke Indonesia,” kata Sintong kepada Kontan.co.id, Kamis (15/11).
Di sisi lain, Sintong menyebut sejauh ini hanya UPT nya saja yang sudah menyalurkan sapi indukan. Hal ini karena terkendala di mana sapi –sapi yang akan disalurkan masih diperiksa di perkapalan Australia.
“Karena kebetulan yang sudah distribusi baru kami. Yang dua UPT itu sapinya masih di Australia dan masih diperiksa di sana,” ujar Sintong.
Direktur Perbibitan dan Produksi Ternak Kemtan, Sugiyono menyebut dalam pendistribusian tersebar di tiga Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang membantu penyebaran sapi ke daerah adalah BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Sembawa, BB Veteriner Maros.
“Pengadaan 6.000 sapi indukan ini dilaksanakan oleh 3 UPT yakni Baturaden, Sembawa dan Maros dengan anggaran Rp 150 Miliar,” ungkapnya melalui pesan singkat.
Namun sayangnya dengan total anggaran Rp 150 miliar, sejauh ini program ini masih tersendat di mana penyaluran yang ditargetkan pada akhir 2018 ini belum merata ke seluruh tempat.
“Iya makanya saya dapat kabar yang di Cilacap baru tersalurkan 2.000 an sapi tapi untuk yang di Sumatera dan Kalimantan saya enggak tau realisasinya, baru Cilacap yang masuk,” kata Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Rochadi Tawaf.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News