kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

KTNA minta target program asuransi pertanian lebih dari 1 juta ha


Rabu, 27 Juni 2018 / 20:23 WIB
KTNA minta target program asuransi pertanian lebih dari 1 juta ha
ILUSTRASI. Petani menanam padi


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah sudah menggulirkan program asuransi pertanian untuk melindungi petani. Tahun ini, Kementerian Pertanian (Kemtan) pun menargetkan 1 juta hektare (ha) sawah terdaftar dalam program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir pun meminta agar pemerintah menambah target yang ditetapkan. Pasalnya, sudah banyak petani yang berminat mengikuti asuransi pertanian ini.

“Kalau awalnya asuransi ini masih kurang sosialisasi dan kurang petugas. Kalau sekarang kendala tersebut sudah berkurang, dan petani sudah banyak yang berminat. Jadi 1 juta ha masih kurang,” ujar Winarno kepada Kontan.co.id, Selasa (26/6).

Menurut Winarno, petani pun memerlukan asuransi pertanian ini lantaran kondisi cuaca yang semakin buruk setiap tahunnya. Sementara, bila menggunakan asuransi dengan dana sendiri, petani belum mampu.

Winarno bilang, biaya usaha tani yang dikeluarkan petani masih sangat tinggi, sementara pemasukan yang didapatkan masih sangat kecil.

“Kalau memang asuransi pertanian itu nantinya petani membayar 100%, sebaiknya ketentuannya diubah. Kalau sekarang kan biaya ganti rugi diberikan kalau puso atau gagal panen sebesar 70%. Sementara, bila misalnya dari 1 hektare sawah, terdapat 7 petak, dan yang rusak hanya 1 petak, itu tidak diganti kerugiannya. Kalau ketentuannya masih seperti itu, petani tidak akan mau mengikuti asuransi pertanian dengan dana sendiri,” ujar Winarno.

Saat ini, dengan program asuransi pertanian ini, pemerintah menanggung premi sebesar 80%, yang artinya petani hanya membayar Rp 36.000 setiap musim tanam.

Meski semakin diminati petani, Winarno pun berharap nantinya asuransi pertanian ini dapat menjangkau semua wilayah.

Pasalnya, wilayah-wilayah yang rawan mengalami gagal panen masih sulit untuk terdaftar dalam asuransi pertanian. Winarno pun berpendapat, asuransi ini sangat baik bila bisa diterapkan untuk komoditas pertanian lainnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×