Reporter: Petrus Dabu | Editor: Azis Husaini
JAKARTA. Pembatasan ekspor mineral yang dilakukan pemerintah pada Januari lalu membuat penjualan emas dan tembaga PT Freeport Indonesia pada kuartal pertama 2014 turun.
Berdasarkan laporan operasional perusahaan yang dirilis Freeport McMoRan (FCX) pada Kamis (24/4) malam, penjualan emas turun 15,18% dari 191 ribu ounce pada kuartal pertama 2013 menjadi 162 ribu ounce pada kuartal pertama 2014 ini.
Penjualan tembaga turun cukup signifikan yaitu 44,95% menjadi 109 juta pound dari 198 juta pound pada kuartal pertama 2013 lalu. Aktifitas produksinya juga mengalami penurunan. Emas turun tipis 1,89% dari 212 ribu ounce menjadi 208 ribu ounce. Sedangkan tembaga, turun 36,07% dari 219 juta pound menjadi 140 juta pound.
Dalam laporannya, manajamen menyebutkan angka produksi dan penjualan yang lebih rendah tersebut terutama disebabkan karena kegiatan pengolahan biji mineral (milling) yang rendah sebagai dampak dariĀ pembatasan ekspor konsentrat dari Indonesia. "Penjaualan tembaga dari Indonesia diharapkan sekitar 0,9 miliar pound dan emas sebanyak 1,5 juta ounce pada tahun 2014 ini," tulis manajemen FCX.
Target penjualan tembaga tersebut relatif sama dengan tahun lalu yang juga 0,9 miliar pound dan emas sebanyak 1,1 juta ounce. Target tersebut bisa tercapai dengan asumsi, mulai Mei 2014 ini, Freeport Indonesia kembali normal.
Laba kotor turun 87,54%
Penjualan yang berkurang menyebabkan pendapatan Freeport Indonesia juga ikut turun. Pada kuartal pertama 2014 ini, total pendapatan Freeport Indonesia mencapai US$ 549 juta, turun 45,26% dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 1 miliar. Demikian juga laba kotor turun sebesar 87,54% dari US$ 314 juta menjadi US$ 39 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News