Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Indosmelt tengah menggenjot persiapan pembangunan unit pengolahan dan pemurnian (smelter) copper cathode di Maros, Sulawesi Selatan. Hingga saat ini, perusahaan tersebut telah membebaskan areal lahan seluas 60 ha dari total kebutuhan 100 ha untuk pabrik penghasil tembaga batangan berkapasitas 120.000 ton per tahun.
Natsir Mansur, Direktur Utama Indosmelt mengatakan, total investasi untuk pembangunan smelter copper cathode yang dilengkapi fasilitas gold refinery diproyeksikan mencapai US$ 1 miliar. "Kalau sekarang, untuk pembebasan tanah saja dana yang kami pakai sudah hampir Rp 300 miliar," kata dia, Kamis (24/4).
Selain menggenjot kegiatan pembebasan lahan, Indosmelt juga telah menjajaki kerjasama beberapa calon kontraktor pelaksana engineering procurement and construction (EPC). Natsir bilang, sudah ada sembilan kontraktor lokal yang berminat bekerjasama dengan pihaknya.
Adapun skema kerja sama yang akan ditawarkan Indosmelt kepada para kontraktor tersebut yaitu turnkey project. "Para kontraktor yang datang kepada kami selain membawa peralatan mereka harus juga membangun, kalau sudah selesai baru kami bayar," jelas Natsir.
Ia menambahkan, kebutuhan dana investasi pembangunan smelter tersebut diharapkan akan diperoleh lewat initial public offering (IPO). Selain itu, pihaknya juga sedang berkomunikasi dengan investor asing untuk turut serta menanamkan sahamnya di Indosmelt.
Terkait pasokan konsentrat tembaga, Indosmelt akan menerima suplai dari PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara. "Kebutuhan kami 500.000 ton konsentrat per tahun, yang terbesar kami harapkan dipasok dari Freeport," imbuh Natsir.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News