kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kuota Pupuk Subsidi Naik 9,5 Juta Ton, Ini Kata Produsen Pupuk


Jumat, 08 Maret 2024 / 16:25 WIB
Kuota Pupuk Subsidi Naik 9,5 Juta Ton, Ini Kata Produsen Pupuk
ILUSTRASI. Pemerintah mengerek kuota pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton


Reporter: Rashif Usman | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah memutuskan menambah kuota pupuk subsidi pada tahun 2024 menjadi 9,5 juta ton.

Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman meminta petani tidak lagi risau karena pemerintah memutuskan menambah kuota pupuk subsidi menjadi 9,5 juta ton.

"Alhamdulillah ada kabar baik untuk petani seluruh Indonesia, diputuskan dalam rapat atas arahan dan keputusan bapak presiden, pupuk jumlah kuantum pupuk dari anggaran 2024 (untuk) 4,7 juta ton, dinaikkan menjadi 9,55 juta ton," ujar Amran di Istana Kepresidenan, Senin (26/2).

Amran meminta seluruh gubernur dan bupati memberi keleluasaan pada petani apabila ingin menanam. Sebab alokasi pupuk subsidi telah ditambah kuotanya. 

Baca Juga: Kuota Pupuk Subsidi Naik Jadi 9,5 Juta Ton, Pupuk Indonesia Ungkap Stok Cukup

Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Pupuk Indonesia (APPI),  Achmad Tossin Sutawikara mengatakan, APPI hingga kini belum mendapat konfirmasi dari Kementerian Pertanian (Kementan) terkait rencana kenaikan kuota pupuk bersubsidi menjadi 9,5 juta ton.

"Namun, bila hal tersebut benar, sebetulnya dari sisi availability sejauh ini sudah bisa kami capai," kata Achmad kepada Kontan, Jumat (8/4).

Ia juga berpendapat, sejak beberapa tahun terakhir kuota pupuk bersubsidi adalah sebanyak 6 juta ton, bukan 4,7 ton seperti yang disampaikan oleh pemerintah.

Ia menambahkan, dengan adanya jaringan distribusi yang ada saat in, maka pupuk sudah bisa sampai di setiap gudang lini III Kabupaten secara tepat waktu.

"Jadi bila ketentuan kenaikan kuota tersebut sudah didukung oleh ketersediaan anggaran, maka distribusi dari lini III ke lini IV tinggal dilaksanakan saja," ucapnya.

Di sisi lain, ia menjelaskan bahwa para produsen saat ini memiliki tantangan berupa pemeliharaan keandalan pabrik, mengingat ada sejumlah pabrik yang sudah berusia di atas 30 tahun.

"Bentuk solusinya, selain membangun pabrik-pabrik baru yang hemat energi dan rendah emisi, juga melaksanakan preventif maintenace secara berkala," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×