kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Kurang pendanaan, pangsa pasar gim lokal cuma 1%


Senin, 17 September 2018 / 22:51 WIB
Kurang pendanaan, pangsa pasar gim lokal cuma 1%
ILUSTRASI. Keranjingan Main Game Mobile Legends


Reporter: Sugeng Adji Soenarso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kurangnya pendanaan yang diperoleh pengembang gim lokal mengakibatkan pasar gim Indonesia dikuasai investor luar negeri. Adapun pangsa pasar yang diraih developer gim lokal masih 1%.

Maka itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mengirimkan sejumlah developer gim lokal untuk mengikuti Tokyo Game Show (TGS) 2018. Harapannya pengembang gim lokal ini mampu menarik investor dan bisa mengambil pangsa pasar di luar negeri.

Menurut Bonifasius Pudjianto, Direktur Pemasaran Luar Negeri Badan Ekonomi Kreatif, apabila developer gim lokal telah memiliki eksposur dari luar negeri akan mendapat sambutan baik di Indonesia.

Bonifasius menyebutkan, sekitar 90% gim yang digunakan orang Indonesia merupakan produk luar negeri. "Karenanya, para developer kami dorong supaya dapat menikmati pasar yang sangat luas ini," ujarnya kepada kontan.co.id, Senin (17/9).

Jan Faris Majd, Manager Operasional Asosiasi Gim Indonesia (AGI) juga bilang, untuk investor lokal sendiri masih sangat sedikit. "Bisa dihitung jari," tambahnya.

Investor masih takut untuk menggelontorkan uangnya berinvestasi di industri gim yang memang memiliki risiko yang besar pula. "Jadi di industri gim, keuntungan bisa sangat besar, tetapi risikonya juga besar. Karenanya investor masih agak takut," jelasnya. Selain itu, penetrasi ke pasar lokal sendiri masih sulit karena pamor gim lokal di masyarakat masih kurang.

Kekurangan pendanaan membuat developer gim Indonesia juga lebih fokus pada gim indie, bukan pada gim taraf triple A. Menurutnya, gim taraf triple A memiliki kualitas yang mumpuni pula sehingga butuh dana yang tak sedikit.

"Karena kualitasnya bagus, rata-rata butuh dana Rp 10 miliar, sedangkan investasi yang diterima developer lokal tak sampai segitu" ujarnya.

Ia berharap kendala-kendala di industri gim Indonesia cepat dapat teratasi melihat perkembangan pasar yang bertumbuh. "Tiap tahun rata-rata pertumbuhan industri ini sekitar 30%. Tahun 2017 sekitar US$ 440 juta dan tahun 2016 sekitar US$ 220 juta," tuturnya.

Dalam lima tahun ke depan diharapkan pangsa pasar gim lokal yang saat ini masih 1% dapat bertumbuh hingga dua digit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×