kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45909,31   7,91   0.88%
  • EMAS1.354.000 1,65%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kehadiran Pelabuhan Patimban Bisa Tekan Biaya-Biaya yang Tak Perlu


Jumat, 04 Maret 2022 / 20:25 WIB
Kehadiran Pelabuhan Patimban Bisa Tekan Biaya-Biaya yang Tak Perlu
ILUSTRASI. Pekerja memasukan kendaraan produksi Toyota Indonesia ke dalam Kapal MV Fujitrans saat ekspor perdana di Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat, Jumat (17/12/2021).


Reporter: Akmalal Hamdhi | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pelabuhan Patimban diproyeksikan rampung pada tahun 2027. Pelabuhan ini digadang-gadang bakal menjadi pelabuhan terbesar milik Indonesia dengan kapasitas saat ultimatenya mencapai 7,5 juta TEUs dan 600.000 kendaraan CBU.

Dibangun sejak tahun 2018, saat ini pembangunannya telah masuk tahap 1-2 (2021-2023) yang meliputi pembangunan terminal peti kemas dengan kapasitas 3,75 juta TEUs dan terminal kendaraan dengan kapasitas total sampai dengan 600.000 CBU serta terminal RoRo 200 meter.

Mengutip laman resmi Kementerian Perhubungan, di dalam area Pelabuhan Patimban terdapat fasilitas pelabuhan, seperti dermaga peti kemas, dermaga kendaraan, perpanjangan trestle, lapangan penyimpanan kendaraan, lapangan penumpukan peti kemas, area reklamasi, pengerukan kolam dan jalan pelabuhan gedung administrasi.

Baca Juga: Pengembangan Pelabuhan Patimban Terus Bergulir

Menanggapi hal tersebut, Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Mahendra Rianto mengungkapkan, kehadiran Pelabuhan Patimban merupakan prospek positif bagi sektor logistik Indonesia.

Dengan adanya Pelabuhan Patimban, secara otomatis dapat mengurangi beban kerja yang selama ini banyak ditanggung oleh Pelabuhan Tanjung Priok.

“Apalagi daya dukung jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok sudah tidak memadai. Maka, saya sangat setuju bahwa sudah saatnya sebagian shipping line dipindahkan ke Patimban,” ujar Mahendra saat dihubungi Kontan, Jumat (4/3).

Mahendra bilang, kegiatan pengiriman barang oleh pabrik-pabrik yang ada di sekitar Cikampek, Karawang dan Cikarang semestinya sudah dialihkan ke Pelabuhan Patimban.

Baca Juga: Ditopang Proyek Jalan Tol, Hakaaston Kejar Kontrak Baru Rp 4,4 Triliun

Pemanfaatan Patimban sebagai pelabuhan baru dapat mengurangi ongkos biaya logistik yang ditimbulkan oleh menumpuknya barang-barang di Pelabuhan Tanjung Priok, sehingga tak jarang menimbulkan aksi pungutan liar (pungli).

Menurut Mahendra, menurunkan biaya supply chain dan biaya logistik menjadi pe-er besar bangsa Indonesia. Kemacetan distribusi barang yang seringkali terjadi di Pelabuhan membuat harga terus merangkak naik, hingga akhirnya harga tak terbendung ketika sampai di gudang produksi. Biaya-biaya yang seperti itulah dinilai Mahendra untuk bisa dipangkas.

Hanya saja, ia menyayangkan saat ini proses pembangunan terminal kendaraan kapal roll-on/roll-off alias kapal Ro-Ro di Pelabuhan Patimban berangsur lambat. Menurut Mahendra, pemindahan kapal semestinya dipindahkan secara sekaligus berdasarkan jenis kapalnya di satu tempat.

Misalnya, seperti Kapal RoRo yang digunakan untuk mengangkut kendaraan di Pelabuhan Tanjung Priok dapat dipindahkan sekaligus ke Pelabuhan Patimban, dan tidak dipencar ke Pelabuhan lainnya. Dengan demikian, Pelabuhan Patimban dapat memiliki fokus dalam menjalankan distribusi kendaraan.

Di luar itu, Mahendra mengatakan Pelabuhan Patimban memiliki prospek besar bagi kegiatan ekspor-impor Indonesia. Bahkan, Asosiasi Logistik menilai Indonesia bisa mewujudkan cita-cita sebagai negara Industry 4.0 pada tahun 2045.

Baca Juga: Bisnis Tambang Meningkat, Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) Panen Kargo Alat Berat

“ALI melihat tahun 2045, Indonesia dapat menjadi negara industri ke-4. Dengan catatan, 23 tahun dari sekarang, infrastruktur, sumber daya Manusia (SDM), aset dan pelabuhan dapat segera dibenahi,”terang Mahendra.

Menurutnya, semua pihak harus melihat Indonesia secara helikopter view atau melihat jauh ke depan. Dengan adanya pembenahan dari berbagai lini, diharapkan pelabuhan sebagai pintu masuk (gateaway) ke depannya tidak memiliki hambatan.

Adapun, selanjutnya pembangunan kontainer di Pelabuhan Patimban baru akan dihadirkan pada tahun 2024. Terkait hal tersebut, ALI pun berharap dari 2 tahun sebelum diresmikan, informasi terkait kehadiran kontainer di Pelabuhan Patimban dapat dibagikan kepada para pelaku usaha terutama pabrik sekitaran daerah Bekasi dan Cikampek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×