kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.960.000   9.000   0,46%
  • USD/IDR 16.300   94,00   0,58%
  • IDX 7.166   -38,30   -0,53%
  • KOMPAS100 1.044   -6,02   -0,57%
  • LQ45 802   -6,08   -0,75%
  • ISSI 232   -0,07   -0,03%
  • IDX30 416   -3,18   -0,76%
  • IDXHIDIV20 486   -4,82   -0,98%
  • IDX80 117   -0,79   -0,67%
  • IDXV30 119   -0,02   -0,02%
  • IDXQ30 134   -1,35   -1,00%

Kurangi Impor, Pertamina Targetkan Tambahan Produksi LPG Jadi 2,6 Juta Ton


Sabtu, 14 Juni 2025 / 05:45 WIB
Kurangi Impor, Pertamina Targetkan Tambahan Produksi LPG Jadi 2,6 Juta Ton
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri memaparkan kinerja di Jakarta (13/6/2025).


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina (Persero) menargetkan peningkatan produksi Liquefied Petroleum Gas (LPG) dalam negeri hingga mencapai 2,6 juta metrik ton per tahun. Upaya ini dilakukan untuk menekan defisit migas dan mengurangi ketergantungan pada impor LPG.

Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, kebutuhan LPG nasional saat ini berada di atas 8 juta metrik ton per tahun. Namun, produksi domestik baru sekitar 1,6 juta ton. Dengan demikian, selisih kebutuhan masih ditutupi lewat impor dalam jumlah besar.

“Kami berkoordinasi juga dengan kementerian ESDM, memang masih juga ada potensi yang bisa lebih dimaksimalkan. Mungkin untuk produksi LPG bisa digenjot untuk bisa bertambah sekitar 1 juta metric ton lagi, sehingga kurang lebih kalau kita maksimalkan bisa dapat sekitar 2,6 juta metric ton, sehingga dapat mengurangi porsi import LPG kita,” kata Simon dalam Konferensi Pers Capaian Kinerja Pertamina 2024 di Jakata, Jumat (13/6).

Baca Juga: Perombakan Manajemen BUMN, Ini Susunan Direksi dan Komisaris Baru Pertamina

Penambahan produksi tersebut diharapkan dapat menekan beban impor LPG, yang selama ini menjadi salah satu penyumbang defisit neraca migas Indonesia.

Lebih lanjut, Simon menjelaskan Pertamina telah berkoordinasi dengan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk mengidentifikasi potensi peningkatan produksi dari kilang eksisting.

Di sisi lain, Pertamina juga terus mendorong diversifikasi energi rumah tangga, antara lain melalui pengembangan Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi LPG.

“Selain itu, tadi sudah disampaikan juga untuk jaringan gas. Jaringan gas yang apabila ini diwujudkan tentunya akan semakin banyak gas kita yang termanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga sehingga mengurangi import kita untuk kebutuhan LPG,” jelas Simon.

Pertamina menargetkan pembangunan 200.000 sambungan jaringan gas rumah tangga (jargas) per tahun. Namun, hingga pertengahan tahun ini, baru terealisasi sekitar 60.000 sambungan.

Simon mengakui pengembangan jargas masih menghadapi tantangan, terutama di wilayah kepulauan yang sulit dijangkau.

“Sementara untuk wilayah Jawa, Sumatera, kami juga yakin bahwa penambahan jaringan gas ini dapat membantu kita untuk menghadirkan energi alternatif bagi kebutuhan rumah tangga,” tandasnya.

Baca Juga: Pertamina meluncurkan wajah baru media korporasi Website

Selanjutnya: Harga Emas Dunia Tembus US$3.428 Jumat (13/6), Terdorong Ketegangan Israel-Iran

Menarik Dibaca: Perempuan Tetap Bisa Lakukan 4 Olahraga Ini meski Lagi Datang Bulan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×