Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pendapatan dan laba bersih PT Intiland Development Tbk (DILD) kompak turun di semester I-2025. Pendapatan usaha DILD menyusut 11,02% secara tahunan (year on year/YoY) dari Rp 1,36 triliun menjadi Rp 1,21 triliun di semester I-2025.
Meski begitu, DILD memangkas beban pokok penjualan dan beban langsung sebanyak 16,8% (yoy) dari Rp 951,12 miliar menjadi Rp 791,34 miliar. Hasil ini membuat perolehan laba kotor DILD masih mampu tumbuh 3,03% (yoy) dari Rp 412,15 miliar ke posisi Rp 424,64 miliar.
DILD juga berhasil menekan beban usaha sebanyak 8,30% (yoy) menjadi Rp 155,78 miliar. Penurunan beban usaha mendongkrak laba usaha DILD yang tumbuh 10,97% (yoy) dari Rp 242,26 miliar menjadi Rp 268,85 miliar hingga Juni 2025.
Namun, laba tahun berjalan DILD turun signifikan. DILD membukukan laba tahun berjalan sebesar Rp 49,10 miliar. Anjlok 88,12% dibandingkan laba tahun berjalan pada semester I-2024, yang kala mencapai Rp 413,31 miliar.
Baca Juga: Kawasan Industri Topang Kinerja Intiland (DILD) di Semester I-2025
Menilik laporan keuangan, laba tahun berjalan terjun akibat DILD tidak lagi mencatatkan dampak modifikasi atas arus kas liabilitas keuangan. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama tahun lalu, DILD mencatatkan Rp 421,69 miliar dari pos ini.
Selain itu, DILD juga tidak lagi membukukan pendapatan dividen. Sedangkan pada periode enam bulan tahun lalu, DILD membukukan pendapatan dividen sebesar Rp 21,40 miliar.
Secara bottom line, DILD meraih laba bersih sebesar Rp 12,56 miliar pada semester I-2025. Terjun 96,57% dibandingkan laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk DILD pada semester I-2024, yang kala itu sebesar Rp 366,85 miliar.
Hasil ini memangkas laba per saham dasar DILD secara tahunan. Dari sebelumnya Rp 35,39 menjadi Rp 1,21 hingga 30 Juni 2025. Seperti diketahui, DILD merupakan emiten yang sahamnya dikoleksi oleh investor kawakan, Lo Kheng Hong.
Lo Kheng Hong tercatat menggenggam sebanyak 686,41 juta atau setara 6,62% dari total saham DILD per 30 Juni 2025. Sementara itu, pemegang saham pengendali DILD adalah CGS-CIMB Securities (15,02%), PT Bina Yatra Sentosa (11,28%), Bali Private Villa(s) Pte. (7,49%) dan PT CGS-CIMB Sekuritas (14,52%).
Kontribusi Kawasan Industri
Meski mengalami penurunan kinerja, Direktur Utama Intiland Development, Archied Noto Pradono mengklaim performa DILD pada semester I-2025 masih mencerminkan kondisi operasional perusahaan yang stabil. Pada periode setengah tahun ini, DILD tidak mencatatkan adanya dampak modifikasi atas arus kas, liabilitas keuangan.
Menurut Archied, kondisi keuangan DILD juag masih solid, yang tercermin dari kenaikan EBITDA secara tahunan (yoy) dari 22% menjadi 28% pada Semester I-2025. Dia bilang, peningkatan ini menunjukkan efisiensi dan kinerja operasional yang terus membaik.
“Peningkatan ini menunjukkan membaiknya efisiensi operasional dalam menghasilkan keuntungan. Kami akan fokus dalam memperkuat kinerja operasional dan menjaga struktur keuangan tetap sehat,” ungkap Archied dalam rilis yang disiarkan Kamis (31/7).
Archied juga menyoroti pengembangan segmen kawasan industri yang menunjukkan pertumbuhan positif serta memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja DILD.
Segmen pengembangan kawasan industri memberi kontribusi sebesar Rp 394 miliar atau menyumbang 32,83% terhadap total pendapatan usaha DILD pada separuh pertama tahun ini.
Pada periode yang sama, pengembangan kawasan industri menyumbang 51% dari pendapatan pengembangan (development income). DILD saat ini mengembangkan dua kawasan industri yakni Batang Industrial Park (BIP), di Batang Jawa Tengah dan Ngoro Industrial Park (NIP) di Mojokerto Jawa Timur.
DILD juga mengembangkan kawasan pergudangan Aeropolis Techno Park, di Aeropolis yang berlokasi di Tangerang.
Baca Juga: Marketing Sales Intiland Development (DILD) Capai Rp 469,2 Miliar di Kuartal I-2025
“Pendapatan usaha dari kawasan industri cenderung lebih stabil dan memberikan margin yang sehat. Hal ini mendukung kestabilan arus kas serta menjaga kinerja keuangan Perseroan secara keseluruhan di tengah pasar residensial high-rise yang masih belum mengalami pertumbuhan signifikan,” terang Archied.
Sementara itu, DILD membukukan pra-penjualan (marketing sales) sebesar Rp 673,4 miliar pada semester I-2025. Tumbuh 29,6% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2024.
Pencapaian tersebut sebagian besar ditopang oleh penjualan segmen kawasan industri yang mencapai Rp 447,4 miliar, atau setara dengan 66% dari keseluruhan. Melonjak 249,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024 sebesar Rp 128,1 miliar.
Selanjutnya: Harga Minyak yang Rendah Tekan Kinerja Keuangan Medco Energi Internasional (MEDC)
Menarik Dibaca: Mau Jadi Agen Asurans Syariah? Simak Plus Minusnya Disini!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News