kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba bersih Tigaraksa Satria (TGKA) melejit 37% sampai kuartal tiga tahun ini


Rabu, 07 November 2018 / 15:42 WIB
Laba bersih Tigaraksa Satria (TGKA) melejit 37% sampai kuartal tiga tahun ini
ILUSTRASI. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA)


Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Tigaraksa Satria Tbk (TGKA) berhasil membukukan kinerja yang ciamik sampai dengan sembilan bulan pertama tahun ini. Perseroan juga optimis capaian hingga akhir tahun melebihi target awal.

Mengintip laporan keuangan perseroan sampai dengan kuartal ketiga 2018 ini, TGKA memperoleh pertumbuhan pendapatan bersih 20% menjadi Rp 8,87 triliun, dimana pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya Rp 7,35 triliun.

Lianne Widjaja, Presiden Direktur perseroan mengatakan bahwa revenue perseroan menanjak didukung oleh proyek kerjasama dengan saluran-saluran e-commerce. Seperti yang diketahui tulang punggung usaha perseroan ialah distribusi consumer goods, salah satunya susu dengan merek SGM, makanan ringan serta kebutuhan rumah tangga lainnya.

Sayangnya Lianne tidak merinci e-commerce mana saja yang digaet TGKA, namun ia menekankan bahwa pilot project perseroan di bidang bisnis digital menjadi senjata ampuh untuk meningkatkan pendapatan. "Yang besar kenaikan top line ditopang oleh pilot project e-retailing," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (7/11).

Sebelumnya perseroan telah menanam investasi untuk memperlebar titik e-retailing-nya sebesar Rp 2 miliar - Rp 3 miliar di tahun ini. Harapannya TGKA mampu menjangkau hingga 300.000 outlet di seluruh Indonesia.

Dengan naiknya pendapatan bersih ini, kata Lianne, turut mempengaruhi bottomline perseroan di kuartal tiga 2018 ini. Apalagi beban pokok penjualan TGKA sampai triwulan ketiga tahun ini tercatat naik seiring revenue yakni 20% year on year (yoy) menjadi Rp 7,85.

Sehingga laba kotor TGKA melaju 25% yoy di sembilan bulan pertama tahun 2018 menjadi Rp 1,02 triliun. Setelah dikurangi beban keuangan dan lainnya, alhasil diperoleh laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk tumbuh 37% menjadi Rp 212 miliar, dimana pada periode yang sama tahun lalu tercatat Rp 154 miliar.

Hal ini meyakinkan perseroan untuk menargetkan tinggi capaian bisnisnya sampai akhir tahun nanti, dimana sebelumnya manajemen memasang target konservatif high single digit sampai akhir Desember. "Topline diharapkan tumbuh double digit dan untuk bottom line tumbuh hight double digit," tutur Lianne.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×