kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Cerestar Indonesia (TGRU) Melorot pada Kuartal I 2024, Ini Penyebabnya


Senin, 06 Mei 2024 / 17:41 WIB
Laba Cerestar Indonesia (TGRU) Melorot pada Kuartal I 2024, Ini Penyebabnya
ILUSTRASI. Fasilitas produksi tepung olahan gandum, PT Cerestar Indonesia Tbk (TRGU).


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen tepung olahan gandum yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dengan kode TRGU, PT Cerestar Indonesia Tbk  mencatatkan pertumbuhan penjualan 50% pada kuartal I - 2024.

Perseroan meraih pendapatan sebesar Rp 1,8 triliun di mana angka ini naik signifikan dibandingkan pendapatan pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1,2 triliun.

Namun, dengan tingginya harga beli bahan baku (gandum) saat periode sebelumnya dibandingkan dengan harga jual tepung terigu sekarang, serta pembelian bahan baku untuk bahan pakan ternak, membuat beban pokok pendapatan juga meningkat signifikan, dari Rp 1,12 triliun pada kuartal I - 2023 menjadi Rp 1,73 triliun di kuartal I - 2024.

Oleh karenanya, pada periode ini TRGU mencatatkan laba bersih Rp 1,7 miliar, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 18,1 miliar.

Baca Juga: Rumah Tapak Mendominasi Marketing Sales Lippo Karawaci (LPKR) di Kuartal I-2024

Perseroan berharap bahwa pertumbuhan pendapatan yang signifikan di Kuartal I - 2024 akan terus berlanjut hingga akhir tahun, sehingga kontribusi pendapatan terhadap perolehan laba bersih juga akan meningkat. 

“Kami berharap ke depan akan ada perbaikan di harga jual produk yang dapat meningkatkan margin, walaupun saat ini masih terdapat ketidakpastian baik dari lingkungan global maupun regional kita,” kata Direktur Utama Cerestar Indonesia, Indra Irawan dalam rilis, Senin (6/5). 

Di tahun 2024 ini, Perseroan mewaspadai hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja, seperti fluktuasi nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, serta berbagai perkembangan terkait masalah logistik global yang dapat mempengaruhi rantai pasok gandum. 

“Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi harga komoditas global yang akan berefek kepada harga bahan baku dan harga jual produk TRGU. Karena faktor-faktor tersebut merupakan variabel yang berada di luar kemampuan kendali Perseroan, maka kami akan terus memperhatikan perkembangan dari kondisi-kondisi tersebut secara seksama, serta melakukan berbagai strategi untuk memitigasi risiko dalam mengamankan ketersediaan bahan baku,” tambah Indra Irawan.

Sementara itu, mengantisipasi peningkatan permintaan tepung terigu yang terlihat dengan adanya pertumbuhan pendapatan yang signifikan tersebut, Perseroan sedang melakukan penambahan mesin-mesin baru untuk meningkatkan kapasitas produksi sebesar 600 MT/hari di pabrik tepung terigu di Gresik yang ditargetkan akan rampung pada Kuartal II - 2024. 

Dengan penambahaBaca Juga: Dua dari 12 Proyek Waskita Karya (WSKT) di IKN Rampung, Begini Progresnya

Saat ini, Perseroan memiliki beberapa merek produk tepung terigu yang ditujukan untuk konsumsi manusia meliputi yaitu Falcon, Bakerstar, Dragonfly, dan Seagull. Selain produk untuk konsumsi manusia, TRGU juga menjual produk bahan pakan ternak dengan merek Starfish dan Manta.

Dalam bisnis produksi bahan pakan ternak yang dikerjakan oleh entitas anak PT Agristar Grain Industry, TRGU memiliki pabrik processing & packaging facility untuk bahan pakan ternak dengan kapasitas 38.000 MT di Cilegon (Banten), serta Silo (tempat penyimpanan gandum) berkapasitas 140.000 MT.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×