Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA), perusahaan yang bergerak di sektor energi dan kimia termasuk pabrik amoniak, mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 16% menjadi US$ 73,8 juta pada kuartal I-2024.
Sementara itu, EBITDA ESSA tercatat meningkat 41% secara tahunan (YoY) mencapai US$ 31,5 juta.
Meskipun pendapatan perseroan menurun, setelah dikurangi beban pajak dan lainnya, laba bersih ESSA melonjak 227,96% menjadi US$ 10,21 juta dibandingkan periode sama 2023 yang segbesar US$ 3,11 juta.
Baca Juga: Menilik Prospek Kinerja dan Rekomendasi Saham ESSA Industries (ESSA)
“Meskipun, harga realisasi amoniak ESSA mengalami penurunan sebesar 51% YoY menjadi rata-rata US$ 344/MT pada kuartal I-2024, peningkatan volume produksi dan penurunan biaya berkontribusi pada peningkatan EBITDA,” ungkap manajemen ESSA dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan, Selasa (23/04).
ESSA juga mencatatkan bahwa penurunan harga amoniak, dipicu oleh masalah geopolitik di Timur Tengah dan kawasan Laut Merah pada awal 2024, yang mencapai titik terendahnya pada bulan Maret 2024, sekarang telah menunjukkan tren peningkatan.
“ESSA memperkirakan harga amoniak akan tetap berada pada level yang serupa dengan Tahun 2023. Sementara itu, harga LPG menunjukkan peningkatan yang cukup kuat di tengah pemotongan produksi minyak negara – negara anggota OPEC+,” tulis perseroan.
Baca Juga: Laba Essa Industries (ESSA) Melonjak 228,29% Jadi US$ 10,21 Juta pada Kuartal I-2024
Emiten TP Rachmat dan Boy Thohir juga mengatakan akan senantiasa mengukuhkan komitmennya pada manufacturing excellence, keberlanjutan lingkungan, dan adaptasi terhadap dinamika industri yang terus berkembang.
“Dengan fokus yang tak berubah pada inovasi dan pertumbuhan, ESSA terus menjajaki peluang-peluang baru yang sejalan dengan keunggulan kompetensi yang dimiliki,” tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News