kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laba Japfa merosot kendati penjualan naik


Jumat, 03 November 2017 / 07:05 WIB
Laba Japfa merosot kendati penjualan naik


Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Dupla Kartini

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja bisnis PT Japfa Comfeed Indonesia (Japfa) membaik menjelang tutup tahun ini. Pada kuartal III-2017, Japfa membukukan penjualan sekitar Rp 21,6 triliun. Nilai penjualan ini tumbuh 5,3% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada kuartal III-2016 penjualan Japfa mencapai sekitar Rp 20,6 triliun.

Analis Danareksa Sekuritas Adeline Solaiman mengatakan, pertumbuhan penjualan Japfa ini karena adanya peningkatkan penjualan akibat permintaan pasar yang meningkat. "Secara umum revenue meningkat karena didorong oleh volume penjualan," ujar Adeline kepada KONTAN, Rabu (2/11).

Berdasarkan laporan keuangan Japfa, hingga periode ini penjualan produk peternakan dan produk konsumen Japfa sebesar Rp 8,9 triliun atau meningkat 11,3% dari periode sama tahun sebelumnya. Penjualan pakan ternak juga terkerek sebesar 8% menjadi Rp 8,15 triliun. Sementara penjualan DOC meningkat pesat yakni 17%, menjadi senilai Rp 1,67 triliun dari sebelumnya Rp 1,43 triliun.

Sayang, penjualan Japfa di bidang budidaya perairan menurun sekitar 12%. Penurunan penjualan juga terjadi di bidang peternakan sapi. Di segmen ini, penjualan emiten dengan kode JPFA ini menurun sebesar 30% dari Rp 1,49 triliun pada kuartal III-2016, menjadi Rp 1,04 triliun pada kuartal III-2017.

Menurut Adeline, pertumbuhan volume penjualan pakan ternak Japfa tumbuh 9,7% secara year on year (yoy). Lalu bisnis day old chicken (DOC) tumbuh 20% yoy dan volume penjualan broiler naik 13,3%. Dia memprediksikan, sampai akhir tahun volume penjualan perusahaan ini masih akan mengalami peningkatan. Menurutnya volume penjualan pakan ternak akan tumbuh 11% secara tahunan, volume penjualan DOC tumbuh 20,6%, dan volume penjualan broiler tumbuh 11,7%.

Meski mencatat peningkatan penjualan, perusahaan yang bergerak di industri perunggasan ini mengalami penurunan laba sebesar 46%. Hingga kuartal III-2017, perusahaan ini mencatat laba sebesar Rp 956 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 1,8 triliun.

Menurut Adeline, terjadinya penurunan laba ini akibat indeks harga unggas yang kurang baik dan cenderung turun, serta harga bahan pokok pakan ternak seperti jagung juga meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×