Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Peritel masih menghadapi tekanan yang berat awal tahun ini. Lihat saja kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) yang menghasilkan kinerja kurang memuaskan di kuartal I-2015.
Dari sisi pendapatan MAPI memang tumbuh 10,45% menjadi Rp 2,96 triliun ketimbang periode yang sama tahun 2014. Namun, laba bersih MAPI justru anjlok 78,18% menjadi Rp 10,29 miliar.
Mengacu laporan keuangannya, laba bersih MAPI tertekan oleh beban yang membengkak. Selain itu, perusahaan mesti membayar rugi kurs mata uang asing. "Kondisi makro ekonomi mempengaruhi bisnis perusahaan," kata Fetty Kwartati, Sekretaris Perusahaan MAPI dalam pernyataan tertulis yang diterima KONTAN, Kamis (30/4).
Sayang, Fetty tidak bisa dimintai penjelasan lebih detail soal kinerja ini karena yang bersangkutan berada di luar negeri. Yang jelas, dalam pernyataan tertulis MAPI, Fetty bilang, keuntungan MAPI terpengaruh oleh investasi perusahaan.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, MAPI sedang ambil ancang-ancang terjun ke bisnis e-commerce. "Saat ini kami tengah dalam proses transformasi dari yang semula murni peritel offline menjadi peritel multi channel," jelas Fetty.
Rencananya, bisnis online MAPI akan dimulai paruh kedua tahun ini. Lantaran fokus membenahi e-commerce, ekspansi gerai fisik MAPI juga tak terlalu kencang di kuartal I-2015. Sampai akhir Maret 2015, MAPI mengoperasikan 1.865 gerai di 65 kota di Indonesia. Jumlah ini turun, mengingat per akhir 2014 lalu, jumlah gerai MAPI mencapai 1.872 gerai.
Sepanjang tahun 2014 lalu, MAPI menambah 99 gerai baru dan juga menambah dua merek baru ke dalam portofolio, yaitu Sephora dan Birkenstock.
Sekadar mengingatkan, tahun lalu, MAPI telah melego dua merek di kategori food and beverage (F&B) yakni Domino's Pizza dan Burger King. Penjualan bisnis makanan dilakukan karena ingin fokus di bisnis produk fashion.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News