Reporter: Dityasa H Forddanta | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Laju industri semen di permulaan awal tahun ini melambat. Hal ini disampaikan analis Mandiri Sekuritas, Liliana S. Bambang dalam laporan risetnya hari ini, Senin (13/4).
Menurutnya, permintaan semen sepanjang kuartal I/2015 sebesar 13,6 juta ton, turun 3,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. "Kami khawatir jika anggaran belanja infrastruktur tidak lancar, maka penjualan semen tidak dapat mencapai target pertumbuhan 5%-6% tahun ini," imbuh Liliana.
Bukan tanpa alasan jika kekhawatiran ini muncul. Sebab, bukan hanya sepanjang kuartal I saja permintaan semen menurun. Khusus pada bulan Maret saja tren serupa juga terjadi. Pada bulan tersebut, permintaan semen sebesar 4,6 juta ton, turun 6,4% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Perlambatan juga bisa dilihat secara lebih spesifik dari para pelaku bisnisnya. Pangsa pasar PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sebesar 44,4%, hanya mengalami kenaikan tipis dari sebelumnya 43,8% dibanding kuartal IV/2014.
"Di sisi lain, baik PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB) membukukan pangsa pasar kuartal I/2015 masing-masing 28,5% dan 13,7%, turun dari 30% dan 14,3% pada kuartal I/2014. Penjualan semen SMGR kuartal I/2015 turun 2%YoY, sedangkan INTP dan SMCB turun 8%YoY," tutur Liliana.
Liliana menambahkan, hingga saat ini belum ada katalis yang mampu membalikkan arah industri semen ke tren yang lebih positif untuk jangka pendek. Persaingan juga akan lebih ketat saat jelang penutupan akhir tahun nanti.
"Kendati demikian, perusahaan semen masih menetapkan target pertumbuhan 5%-6% dengan harapan anggaran belanja infrastruktur akan mengangkat permintaan pada semester II/2015," pungkas Liliana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News