Reporter: Benediktus Krisna Yogatama | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Perusahaan semen PT Semen Baturaja Tbk mengandalkan proyek infrastruktur yang digelar pemerintah agar bisa tumbuh tahun ini. Perusahaan semen ini mengintai proyek infrastruktur seperti jalan tol dan sarana olahraga.
Melihat peluang ini, Semen Baturaja mematok penjualan tahun ini naik sebesar 41% dari tahun lalu, atau naik menjadi Rp 1,7 triliun. Adapun tahun lalu, perusahaan dengan kode saham SMBR ini mengantongi penjualan senilai Rp 1,22 triliun.
Adapun volume penjualan SMBR tahun lalu tercatat 1,26 juta ton. Untuk tahun ini, SMBR target volume penjualan naik 38%, atau naik menjadi 1,75 juta ton. “Ada banyak proyek infrastruktur yang mendorong permintaan semen tahun ini,” kata Pamudji Rahardjo, Direktur Utama SMBR, Selasa (31/3).
Proyek yang diincar SMBR adalah; jalan tol trans sumatera antara Palembang-Indralaya (Sumatera Selatan) dan Bakauheuni-Terbanggi Besar (Lampung). Ada juga proyek sarana olahraga Asian Games yang akan digelar tahun 2018. Pamudji memproyeksikan, kenaikan permintaan terjadi April dan mencapai puncak di semester kedua.
Untuk mendongkrak kinerja, SMBR alokasikan belanja modal Rp 750 miliar tahun ini. Namun sayang perusahaan tidak menjelaskan peruntukan dana ini. Namun, SMBR telah teken kontrak design, equipment and machinery supply dengan Tianjin Cement Industry Design and Research Institute (Sinoma Group) senilai US$ 170,7 juta. Kerjasama ini terkait pembangunan pabrik semen Baturaja II.
Saat ini, SMBR punya tiga pabrik, yang pertama di Palembang berkapasitas 350.000 ton per tahun. Pabrik kedua di Baturaja berkapasitas 1,2 juta- 1,3 juta ton per tahun dan pabrik ketiga di Panjang berkapasitas 350.000 ton per tahun. Saat ini, SMBR tengah membangun pabrik Baturaja II senilai Rp 3,32 triliun. Pabrik ini ditarget beroperasi tahun 2017 dan menambah kapasitas produksi SMBR dari 1,85 juta ton per tahun menjadi 3,85 juta ton per tahun.
Harga naik
Untuk mengimbangi biaya produksi, SMBR berencana menaikkan harga jual mulai semester II-2015. Pamudji bilang, kenaikan harga tidak signifikan hanya 2% dari harga tahun 2014 lalu yang ada pada kisaran Rp 962.510 per ton.
Walau ada kenaikan harga, Pamudji yakin SMBR bisa berkompetisi dengan kompetitor, terutama di Sumatera. "Penjualan kami banyak ada di Palembang, Jambi, Lampung, Bengkulu. Kami jadi penguasa pasar di wilayah sana," kata Pamudji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News