Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN mulai menjajaki diversifikasi usaha ke bisnis turunan hilir gas bumi salah satunya biomethana. Ini dilakukan untuk berjaga-jaga jika bisnis eksisting saat ini mengalami penurunan karena perubahan tren konsumsi energi dari fosil ke hijau.
Division Head, Performance, and Program Management Perusahaan Gas Negara Heru Indrianto menjelaskan, untuk menyesuaikan bisnis di era transisi energi PGN telah menyiapkan tiga tahapan transformasi.
Tahap pertama, PGN masih fokus pengembangan eksisting yakni distribusi gas. Dalam materi paparannya, PGN tetap melaksanakan pembangunan dan mengintegrasikan infrastruktur gas dari hulu ke hilir. Kemudian membangun jaringan gas kota dengan memperluas penggunaan di sektor rumah tangga.
Tahap kedua, PGN mencoba mengambil tema adaptasi dengan kondisi perubahan saat ini. Di tahap ini, sumber-sumber pasokan eksisting diproyeksikan secara alamiah mengalami penurunan kinerja, sehingga PGN mencari sumber lain yang lebih diminati, salah satunya gas alam cair (LNG).
Baca Juga: Afiliasi PGN Teken MoU Pengembangan Lapangan Lengo
Tahap ketiga, PGN melakukan diversifikasi bisnis ke produk hilirisasi industri berbasis gas misalnya ke sektor petrokimia dan bisnis energi bersih seperti biometana.
Heru menjelaskan, inisiatif pengembangan bisnis ke biometana ini karena melihat potensi limbah organik dari sektor sawit yang sangat besar dan infrastruktur gas sudah cukup memadai.
Dia menjelaskan, Indonesia sebagai penghasil minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) menghasilkan limbah cair (Palm Oil Mill Effluent/POME) yang kurang lebih menghasilkan 36 juta ton CO2 pertahun.
Sebagian besar POME diolah dengan metode fermentasi anaerobik di kolam terbuka untuk pada akhirnya sebagian digunakan sebagai pupuk dan sisanya tidak dimanfaatkan/dibuang.
“Ini merupakan peluang untuk bagaimana limbah POME bisa ditangkap emisinya, nanti emisi itu kita tangkap, kemudian dikompresi, diinjeksikan, dan disalurkan ke beberapa pelanggan,” jelasnya, Rabu (25/10).
Di sisi lain, PGN saat ini juga sudah cukup siap dengan infrastruktur gas karena telah memiliki sambungan pipa gas dari Jambi hingga Jawa Barat.
Baca Juga: Ikhtiar PGN Kerek Konsumsi Gas Bumi Pelanggan Rumah Tangga
Pada tahun lalu, PGN bersama PT KIS Biofuels Indonesia (KIS) menyepakati kerjasama pengembangan bisnis bio-CNG.
Keduanya akan melakukan studi kelayakan bersama terkait pengembangan bisnis biometana mulai dari pembangunan sampai pengembangan biometana yang dapat dialirkan hingga ke pelanggan.
“Biometana ini akan lebih mahal dari gas pipa biasa. Selisih gas didapat dari kredit karbon, nah itu model bisnis seperti ini dijalankan. Secara volume tidak signfikan menopang bisnis kami tetapi paling tidak langkah kecil untuk menuju energi hijau,” imbuhnya.
Heru menyampaikan, saat ini beberapa pelanggan sudah berkomitmen dengan karbon netral terutama dari Jepang. Maka itu PGN menjalin kerja sama dengan sejumlah perusahaan asal Negeri Sakura yang memiliki afisiliasi dengan pelanggan Jepang yang memiliki target netral karbon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News