Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Emdeki Utama Tbk optimis membukukan kinerja bottom line yang prima tahun ini. Dalam paparan publiknya, emiten kalsium karbida alias karbit berkode saham MDKI tersebut menyebut menargetkan perolehan laba bersih sebesar Rp 43,92 miliar hingga tutup tahun nanti.
Sebagai perbandingan, berdasarkan materi paparan publik perusahaan, MDKI membukukan laba bersih sebesar Rp 32,85 miliar pada tahun 2019 lalu. Dengan demikian, hitungan Kontan.co.id, MDKI mengejar pertumbuhan laba bersih sekitar 33,67% secara tahunan atau year-on-year (yoy).
“Jadi untuk laba kami optimis masih bisa tumbuh signifikan meski di tengah pandemi (Covid-19), sementara penjualan kami perkirakan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, mungkin bisa naik sedikit,” kata Direktur Independen Emdeki Utama Chakravarthi Kilambi saat dihubungi Kontan.co.id usai acara paparan publik, Kamis (26/11).
Baca Juga: Astra Infra tambah portofolio jalan tol, ATI: Bisnis jalan tol masih menarik
Optimisme MDKI dalam mengejar pertumbuhan double digit pada sisi laba bersih didasarkan pada sejumlah hal. Pria yang akrab dengan sapaan Kilambi ini menyebut, harga bahan baku yang digunakan dalam produksi karbit perusahaan mengalami penurunan sejak Juni 2020 lalu.
Dengan demikian, MDKI bisa menghemat pengeluaran untuk biaya pemakaian bahan baku. Hanya saja, ia tidak merinci besaran penurunan harga bahan baku yang dimaksud.
Di samping itu, berdasarkan penuturan Kilambi, MDKI juga telah mengantongi kontrak penjualan atawa sales contract atas 1.500 ton karbit untuk periode pengapalan hingga Februari/Maret tahun depan ke India. Jumlah tersebut setara dengan 73,09% dari realisasi volume ekspor karbit MDKI di tahun 2019.
Di luar India, peluang ekspor juga masih terbuka di beberapa negara lain, sebab China yang selama ini menjadi kompetitor perusahaan di pasar karbit global tengah sedang turun kinerja industri karbitnya gara-gara efek gulir pandemi.
Peluang penjualan ekspor dipercaya bisa membantu perusahaan untuk menjaga efisiensi produksi, sebab MDKI bisa menjaga utilisasi produksi perusahaan pada posisi ideal dengan mengalokasikan sebagian hasil produksinya ke pasar ekspor ketika permintaan domestik melesu.
Baca Juga: Impack Pratama Industri (IMPC) bidik pendapatan Rp 1,9 triliun pada 2021
“Ekspor itu bagi kita membantu menjaga efisiensi. kalau produksinya terlalu rendah itu ongkos produksinya tinggi. tapi kalau kita bisa menjaga utilisasi pada posisi 70%-75%, itu tingkat efisiensinya yang baik. lebih dari itu lebih baik lagi,” terang Direktur Emdeki Utama Vincent Secapramana kepada Kontan.co.id, Kamis (26/11).
Dengan proyeksi pertumbuhan laba yang ada, MDKI berencana memberi dividen tahun buku 2020 yang lebih besar dibanding tahun 2019. Namun demikian, rencana ini akan dimintakan persetujuannya terlebih dahulu melalui rapat umum pemegang saham (RUPS).
Selanjutnya: Kementerian ESDM: China sepakat beli 200 juta ton batubara Indonesia di 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News