Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Produsen ponsel asal Tiongkok terus meningkatkan kemampuan smartphone-nya agar bisa bersaing di pasar dalam negeri. Hal ini tentunya untuk meningkatkan pangsa pasar yang selama ini dikuasai oleh merk asal negara lain.
Seperti misalnya Lenovo yang saat ini di bawah payung PT Inone Technology Indonesia. Evan Angganantika, Digital Marcomm Manager InOne Technology menjelaskan penjualan Lenovo hingga Maret 2019 masih sesuai harapkan. Ditargetkan bersama dengan merk Lava, kedua merk bisa masuk ke 5 besar market share pasar ponsel Indonesia. Catatan saja, Lava merupakan merk asal India.
"Target peningkatan penjualan hingga melebihi 50% dari periode yang sama di tahun lalu masih dapat kami harapkan dengan performa produk Lenovo yang kami distribusikan di market online saat ini, salah satunya Lenovo type A5s yang sudah sold out di Shopee," kata Evan kepada Kontan.co.id, Jumat (12/4).
Evan menjelaskan strategi utama yakni dari penguatan produk. Mulai dari tim research and development (R&D) yang menciptakan produk mumpuni dan juga ramah di kantong. "Dapat dilihat dari produk Lenovo yang rata-rata harga jualnya sangat terjangkau dibandingkan tipe-tipe terdahulu," tambahnya.
Tak hanya menyiapkan bisnis pemasaran, perusahaan PMA asal Cina ini juga punya pabrik di Cikarang. Dibawah PT LCG Telecommunication And Technology pabrik ini sebelumnya sudah memproduksi ponsel Lava dan produksi juga ponsel Lenovo. hal ini juga memastikan agar ponsel tersebut memenuhi syarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Secara terpisah, Aryo Meidianto, Public Relation Manager Oppo Indonesia belum mau menjelaskan rencana ekspansi pabrik di 2019. Adapun saat ini Oppo dirakit di kawasan Mauk, Tangerang, Banten
"Kalau tahun per tahun kita buat perangkat bukan setiap kali habis terus ditambah produksi. Kita punya angka yang susah dianggarkan tersendiri," jelas Aryo kepada Kontan.co.id, beberapa saat lalu.
Menurutnya Oppo tidak punya target penjualan tertentu. Menurutnya target perusahaan lebih ke arah "top of mind" konsumen. "Sekarang kita mau dilihat sebagai perusahaan teknologi dimana perangkat yang akan hadir itu banyak di susupi teknologi baru," jelasnya. Adapun dalam setahun perusahaan mempunyai kebijakan menjaga model produk sebanyak enam sampai delapan model saja.
Asosiasi Industri Perangkat Telematika Indonesia (AIPTI) memprediksi produksi ponsel nasional meningkat. Dari data AIPTI kapasitas produksi dalam negeri bisa mencapai 54 juta unit per tahun. Sedangkan untuk impor diprediksi tiap tahun berkurang seiring dengan meningkatnya produksi dalam negeri.
Hal imbas penerapan kebijakan TKDN yang digagas pemerintah. Di 2017 produksi dalam negeri mencapai 60,5 juta unit dan impor mencapai 11,4 juta unit. Di 2018 lalu menurutnya impor jumlahnya kian berkurang.
Dari data yang sudah diolah AIPTI, jumlah impor periode Januari-Juni 2018 handphone mencapai 3,8 juta unit dan komputer tablet & genggam mencapai 39.475 unit. Negara importirnya berasal China, Vietnam dan Singapura.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News