Reporter: Vina Elvira | Editor: Noverius Laoli
Roongrote menambahkan, hasil operasi di Kuartal Pertama 2021 merupakan bukti dari pemulihan ekonomi global. Meskipun demikian, dia berujar masih terdapat tingkat ketidakpastian yang tinggi, terutama di paruh kedua tahun 2021. Oleh karenanya, SCG akan selalu berusaha membangun ketahanan untuk meningkatkan kinerja bisnis mereka di sepanjang tahun ini.
"SCG berkomitmen untuk membangun ketahanan dengan mendorong penjualan yang lebih tinggi dari produk dan layanan bernilai tambah tinggi (HVA), serta mengadopsi teknologi digital untuk meningkatkan lini produksi dan manajemen biaya. Sementara itu, SCG terus mengedepankan keselamatan dan telah menerapkan langkah-langkah pencegahan COVID-19 yang ketat bagi karyawan, pelanggan, dan stakeholders. Business Continuity Management (BCM) memungkinkan perusahaan untuk terus memberikan produk dan layanan, juga solusi kepada para pelanggan," pungkasnya.
Sementara untuk operasi SCG di ASEAN (kecuali Thailand), pendapatan dari penjualan pada Kuartal I 2021, tercatat tumbuh 11% yoy atau sebesar Rp 16,3 Triliun (US$ 1,067 Juta). Ini termasuk penjualan dari operasi lokal di setiap pasar ASEAN dan impor dari operasi Thailand.
Per 31 Maret 2021, total aset SCG sebesar Rp 369,4 Triliun (US$ 25,542 Juta), sedangkan total aset SCG di ASEAN (kecuali Thailand) sebesar Rp 139,7 Triliun (US$ 9,661 Juta), 38% dari total aset konsolidasi SCG.
Selanjutnya: Anak usaha Siam Cement Group (SCG ) jadi perusahaan terbaik dari Pemda Sukabumi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News