kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Layanan TI Multipolar Technology makin melar


Jumat, 11 April 2014 / 10:50 WIB
Layanan TI Multipolar Technology makin melar
ILUSTRASI. Bank Indonesia (BI) optimistis pertumbuhan ekonomi tetap bias ke atas dalam kisaran proyeksi BI pada 4,5% - 5,3% pada 2022.


Reporter: Merlinda Riska | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kebutuhan layanan teknologi informasi (TI) yang terus tumbuh belakangan ini membuat PT Multipolar Technology Tbk (MLPT) berani menargetkan pendapatan sampai akhir tahun ini tumbuh 10% menjadi Rp 1,67 triliun. Tahun lalu, Multipolar membukukan pendapatan
Rp 1,51 triliun.

Wahyudi Chandra, Presiden Direktur Multipolar Technology menuturkan, pihaknya optimistis kinerja perusahaan tahun ini bisa tumbuh positif. "Meski ada berbagai kendala global dan lokal, seperti situasi ekonomi di Amerika Serikat yang masih belum stabil serta kondisi depresiasi rupiah, namun kami melihat pasar teknologi informatika di Indonesia masih akan bertumbuh," kata dia dalam paparan publik, Kamis (10/4).

Kondisi ini memaksa Multipolar lebih baik menurunkan target laba bersih perusahaan ini menjadi Rp 53 miliar. Padahal, pada 2013 lalu, laba bersih perusahaan ini bisa mencapai Rp 56,7 miliar.

Untuk menopang pendapatannya, perusahaan ini akan menggenjot kinerja dari bisnis pelayanan TI, seperti untuk infrastruktur, managed services, serta sistem integrasi. Pasalnya, tahun lalu, sekitar 60% dari total pendapatan Multipolar masih berasal dari penjualan perangkat TI (hardware). Sisanya baru dari layanan TI (services).

"Tahun ini, akan kami usahakan meningkatkan yang services karena marginnya lebih bagus. Mudah-mudahan porsinya tahun ini bisa seimbang. Karena tahun lalu, kami juga berhasil tingkatkan penjualan services. Jika di 2012 porsinya 30%, pada 2013 jadi 40%," timpal Direktur Keuangan Multipolar Technology Hanny Untar.

Guna merealisasikan rencana ini, Multipolar sudah menyiapkan belanja modal sebesar Rp 244 miliar tahun ini. Tahun lalu, belanja modal Multipolar cuma Rp 93,5 miliar. Hanny bilang, pendanaan ini akan berasal dari pinjaman dan kas internal.

Saat ini, kas internal perusahaan ini masih sebanyak Rp 200 miliar. "Belanja modal ini akan kami gunakan sebanyak Rp 150 miliar untuk pengembangan data center dan Rp 75 miliar untuk anak usaha, PT Visionet Internasional. Sisanya akan dipakai untuk PT Artomoro Prima Internasional," terang Hanny.

Bangun pusat data

Untuk membangun pusat data (data center), perusahaan ini akan melibatkan anak usaha, PT Graha Teknologi Nusantara (GTN). Hanny berujar, total investasi untuk membangun pusat data tier 4 seluas 8.000 meter persegi (m²) di Lippo Karawaci itu menelan total nilai investasi sebesar US$ 40 juta.

Komisaris Multipolar Technology Harijono Suwarno menerangkan, perusahaan tidak serta merta membangun seluruh pusat data tersebut. Tahap awal, Multipolar akan membangun seluas 2.000 m² pusat data. "Lalu kami lanjutkan dengan membangun lagi seluas 4.000 m² hingga sampai 8.000 m² dalam waktu tiga tahun," katanya.

Saat ini, kata Harijono, progres pembangunan fisik pusat data sedang berlangsung. Targetnya adalah bisa mulai beroperasi pertengahan tahun depan. "Bisnis data center kami proyeksi bisa mencapai titik impas selama lima tahun sampai enam tahun mendatang," paparnya.

Sebetulnya, perusahaan ini melalui anak usaha PT Visionet Internasional telah memiliki data center seluas 500 m² dengan tingkat okupasi 90% tapi bukan tier 4. Pelanggannya berasal dari sektor perbankan, ritel, kesehatan, dan lain-lain.

"Karena kami ingin membuat data center yang terbilang besar dan tier 4, kami pun buat perusahaan baru. Dengan begitu, Visionet bisa fokus pada bisnis services," imbuh Harijono

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×