kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

LCGC hadir, MPV agak tergeser


Minggu, 03 Agustus 2014 / 11:29 WIB
LCGC hadir, MPV agak tergeser
ILUSTRASI. Waskita (WSKT) telah memperoleh restu untuk mengubah jadwal pelunasan obligasi senilai Rp 2,3 triliun yang jatuh tempo Kamis (23/2) besok.


Reporter: Dadan M. Ramdan | Editor: Hendra Gunawan

Penjualan mobil dalam lima bulan pertama 2014 mencapai 533.580 unit. Bagaimana proyeksi pertumbuhan tahun ini? Kehadiran low cost green car (LCGC) menggairahkan pasar mobil kita? Teknologi apa yang bakal dipakai produsen? Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto membeberkannya kepada KONTAN. Berikut nukilannya:

KONTAN: Pertumbuhan pasar mobil tahun ini?
JONGKIE: Tahun 2013 penjualan mobil mencapai 1,23 juta unit. Tahun 2014 Gaikindo memperkirakan angka penjualannya akan sama atau stagnan
seperti tahun yang lalu.

KONTAN: Kenapa stagnan?
JONGKIE: Perlambatan pertumbuhan ekonomi. Kemudian, pelemahan rupiah membuat impor komponen otomotif menjadi lebih mahal. Untuk
menutup pembengkakan ongkos produksi, pabrikan otomotif harus menyesuaikan harga jual produknya. Belum lagi, suku bunga kredit bakal terkerek
naik seiring kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). Ini juga membuat konsumen berpikir ulang untuk berbelanja kendaraan.

KONTAN: Berapa total nilai transaksinya tahun ini?
JONGKIE: Gaikindo mencatat nilai transaksi penjualan mobil secara keseluruhan akan mencapai Rp 300 triliun.

KONTAN: Ke depan akan tumbuh penjualannya?
JONGKIE: Pertumbuhan ada tapi tidak terlalu besar. Barangkali akan ada peningkatan sedikit. Pasar otomotif masih sangat prospektif dalam jangka panjang. Sebab, lebih dari separuh komposisi penduduk Indonesia adalah kelas menengah ke atas, dan generasi muda yang cukup potensial untuk menjadi pasar kendaraan bermotor.

KONTAN: Yang bisa mendongkrak penjualan apa?
JONGKIE: Pertumbuhan pasar mobil di Indonesia dipengaruhi beberapa faktor. Pertama, pertumbuhan ekonomi nasional harus tetap tinggi. Kedua, pendapatan masyarakat kita harus terus naik sehingga permintaan terhadap kendaraan bermotor tetap tinggi. Ketiga, ada regulasi dari pemerintah yang proindustri dan penjualan kendaraan. Industri otomotif, kan, merupakan salah satu penunjang ekonomi serta tulang punggung penerimaan negara kita.

KONTAN: Lalu, apa yang produsen tawarkan agar penjualan bisa meningkat?
JONGKIE: Selain styling, harga, after sales service, sekarang kendaraan bermotor yang irit bahan bakar juga menjadi pilihan konsumen yang ditawarkan para produsen otomotif. Saya melihat hampir semua merek menawarkan kendaraan yang irit bahan bakar.

KONTAN: Sejauh ini respons konsumen terhadap mobil yang irit bahan bakar?
JONGKIE: Konsumen di Indonesia juga mulai menjadikan faktor hemat bahan bakar sebagai salah satu kriteria pembelian kendaraan bermotor. Soalnya, selain kondisi kemacetan di kota-kota besar yang makin parah, harga bahan bakar minyak (BBM) terus naik imbas dari kebijakan pemerintah yang terus mengerek harga BBM untuk mengurangi subsidi.

KONTAN: Itu berarti, prospek mobil irit bahan bakar bakal sangat bagus, dong?
JONGKIE: Saya melihat prospeknya kemungkinan kendaraan irit bahan bakar ini akan lebih banyak menggunakan mesin-mesin diesel . Mobi l
berteknologi mesin diesel akan berkembang di Tanah Air asalkan cukup tersedia bahan bakar yang dibutuhkan. Mesin berjenis diesel membutuhkan BBM berstandar emisi Euro 4 atau di atasnya. Artinya, produsen minyak di Indonesia harus memproduksi BBM yang memiliki kualitas standar emisi Euro 4. Indonesia sendiri saat ini masih menggunakan standar Euro 2, sedangkan di negara lainnya sudah mencapai Euro 4.

KONTAN: Selain harga, layanan purnajual, dan irit BBM, apalagi pertimbangan masyarakat Indonesia dalam memilih kendaraan?
JONGKIE: Konsumen kita juga masih melihat merek yang kuat atau nama besar sebagai pertimbangan saat membeli kendaraan bermotor.

KONTAN: Tapi, yang paling laku mobil jenis apa?
JONGKIE: Mobil yang paling laku masih berbentuk mobil keluarga atau multi purpose vehicle (MPV). Tahun ini tren mobil keluarga masih menjadi
unggulan bagi pabrikan otomotif nasional, juga untuk tahun depan. Di Indonesia bertahun-tahun MPV mendominasi 50% dari total pasar.

Sekarang dengan adanya LCGC, MPV agak tergeser. Berapa persen angkanya, saya belum tahu. Yang pasti, LCGC telah menciptakan segmen baru dan tersendiri di Indonesia. LCGC menjadi tren green car yang hemat bahan bakar. Produsen mobil yang ikut program LCGC antara lain Daihatsu, Toyota, Suzuki, Honda, Nissan, dan Mitsubishi. Lewat Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2013, pemerintah memberi insentif berupa diskon pajak bagi mobil-mobil berkapasitas mesin hingga 1.200 cc (bensin) dan 1.500 cc (diesel) dengan konsumsi bahan bakar minimal 20 kilometer
(km) per liter.

KONTAN: Penjualan LCGC ke depan bakal moncer?
JONGKIE: Saya memprediksikan segmen LCGC akan terus tumbuh menjadi besar. Sebab, harganya murah sekitar Rp 100 jutaan per unit. Pendapatan masyarakat kita saat ini masih berada di kisaran harga pembelian kendaraan yang di bawah Rp 200 jutaan per unit.

KONTAN: Namun, banyak pengamat yang menilai kehadiran LGCC bisa mengancam proyek mobil nasional?
JONGKIE: Saat ini kami tidak mengenal kriteria mobil nasional. Jadi, saya tidak bisa memberikan komentar soal itu.

KONTAN: Kalau dari sisi teknologi, mesin berteknologi terbaru apa yang ditawarkan oleh para produsen?
JONGKIE: Perkembangan teknologi mesin mobil dibuat agar semakin ramah lingkungan. Kemudian, sistem kerja, komponen, dan material pada
mesin kendaraan bermotor juga diciptakan supaya emisi yang dikeluarkan semakin rendah. Tapi nantinya, teknologi mesin mobil akan mengarah kepada mesin diesel dan hybrid. (KONTAN Edisi Khusus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×