Reporter: Agung Hidayat | Editor: Dupla Kartini
JAKARTA. Rencana pemerintah merevisi peraturan taksi berbasis aplikasi online atau taksi daring mendatangkan berkah bagi agen pemegang merek (APM) mobil. Saat ini Kementerian Perhubungan akan mencabut batasan mobil bermesin 1.000 cc termasuk low cost green car (LCGC) menjadi taksi daring.
Merujuk Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 32/2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek, angkutan yang bisa dijadikan kendaraan taksi daring minimal berkapasitas silinder mesin 1.300 cc. Nah, batasan silinder mobil inilah yang diperlonggar menjadi 1.000 cc.
Artinya, mobil LCGC bakal boleh beroperasi menjadi armada taksi daring. Tentu saja, keputusan ini disambut gembira APM yang memproduksi LCGC, terutama APM yang memproduksi LCGC tujuh tempat duduk. "Kemungkinan ada kenaikan (penjualan), tapi tidak terlalu signifikan," kata Jongkie D Sugiarto, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) kepada KONTAN, Rabu (8/3).
Menurut Jongkie, kenaikan penjualan mobil LCGC untuk armada taksi daring sulit tumbuh besar. Ini karena bisnis taksi daring sulit bertambah besar. Maklum, saat ini saja ada tiga pemain besar taksi daring seperti Uber, Grab Car dan Go Car. "Apalagi pengguna taksi daring tersebut tidak sampai puluhan ribu unit," kata Jongkie.
Namun begitu, Jongkie mengapresiasi rencana revisi kebijakan tersebut yang ditargetkan kelar Maret atau April tahun ini. Maklum saja, penjualan mobil LCGC saat ini menjadi tulang punggung industri mobil dalam negeri. Jika pesanan mobil LCGC bergerak, sektor industri dan turunannya juga bakal ikut bergerak. "Produsen tentu senang dan menyambut positif," jelas Jongkie.
Merujuk data Gaikindo, penjualan mobil LCGC tahun 2016 mencapai 235.171 unit. Jumlah penjualan LCGC tersebut naik 42% ketimbang penjualan periode yang sama tahun sebelumnya yang terjual 165.434 unit.
Meski pasar LCGC tahun ini berpeluang membesar, PT Toyota Astra Motor (TAM) selaku APM mobil Toyota tak tertarik menambah produksi LCGC Toyota Calya tahun ini. Fransiscus Soerjopranoto, Executive General Manager TAM, bilang, revisi kebijakan soal regulasi taksi daring tidak berpengaruh banyak bagi penjualan LCGC mereka.
Low MPV masih jago
Soerjopranoto masih yakin, penjualan mobil low multi purpose vehicle (low MPV) Toyota Avanza masih lebih banyak ketimbang LCGC Toyota Calya. "Kami sempat berpikir ada kemungkinan Toyota Calya menyalip Avanza, tetapi hal tersebut tidak akan pernah terjadi," jelas Soerjopranoto kepada KONTAN, Rabu (8/3).
Pada tahun ini, TAM tidak terlalu berharap menggenjot penjualan tinggi. "Angka penjualan sama dengan tahun lalu saja sudah bagus," jelas Soerjopranoto. Ia menambahkan, lonjakan kenaikan penjualan baru akan terlihat setelah Lebaran.
Sayang, ia tidak mendetailkan berapa potensi kenaikan penjualan saat Lebaran. Asal tahu saja, TAM memperoleh penjualan mobil sepanjang 2016 sebanyak 382.610 unit. Jumlah tersebut naik 18% ketimbang tahun sebelumnya, yakni 322.466 unit.
Sebelumnya, Hendrayadi Lastiyoso, Marketing Division Head PT Astra Daihatsu Motor juga menyambut positif rencana pemerintah membolehkan mobil LCGC menjadi armada taksi daring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News