kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.933.000   17.000   0,89%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Lepas IndoMet Coal, BHP Billiton lihat penawaran


Rabu, 25 Mei 2016 / 11:48 WIB
Lepas IndoMet Coal, BHP Billiton lihat penawaran


Reporter: Pratama Guitarra | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Rencana BHP Billiton Indonsia menjual saham PT IndoMet Coal di tambang Maruwai, Kalimantan Tengah bukan isapan jempol belaka.  

Rencana itu sedikit terkuak saat manajemen BHP Billiton Indonesia mendatangi kantor Direktur Jenderal Mineral dan Batubara (Dirjen Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, Selasa  (24/5).

Presiden Direktur BHP Billiton Indonesia Imelda Adhisaputra, usai menemui Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono, menjelaskan, rencana pelepasan saham Indomet Coal masih dalam tahap pembahasan. "Kami masih kami lihat (penawaran)," ujar dia. 

Hanya,  belum banyak informasi yang bisa terkuak atas rencana ini. Pun Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Bambang Gatot Ariyono juga bisa belum mau memberikan keterangan rencana itu.

Gatot hanya mengungkap bahwa BHP Billiton memang berencana melepas kepemilikan saham mereka di Indomet yang mengelola Maruwai.  "Kemungkinannya begitu, tapi belum dibahas siapa yang akan mengambil, " ujar dia. 

Gatot juga  bilang, BHP Billiton belum mengatakan  besaran saham yang akan mereka lepas. "Eksekusinya belum jelas," terang Bambang.

Yang pasti, langkah BHP Billiton melepas saham sepertinya tak akan menemui banyak kendala. Apalagi, dalam catatan Kementerian ESDM, tak ada kendala dalam kontrak bisnis perusahaan itu. 

Dus, Kementerian ESDM melihat rencana penjualan saham tersebut tak lain adalah strategi bisnis BHP Billiton di Indonesia.

Tinjau ulang aset

Menurut Bambang, jika kelak ada perubahan kontrak di Indonesia, Kementerian ESDM mewajibkan BHP Billiton melaporkan setiap perubahan tersebut. "Kontrak mereka tidak ada masalah, tapi kalau ada perubahan, harus minta persetujuan kepada pemerintah," kata Bambang.

Alih-alih membeberkan perkembangan terbaru pelepasan saham IndoMet Coal, manajemen BHP Billiton memilih menjelaskan agenda utama kunjungan ke kantor Dirjen Minerba. 

"Kami laporan biasa saja, terkait strategic review bisnis kami yang ada di Indonesia, belum sampai ke penjualan saham," tandas Imelda.

Kata Imelda, melaporkan sejumlah rencana strategis BHP Billiton ke depan. Antara lain adalah meninjau opsi investasi jangka panjang atas aset mereka di IndoMet Coal. 
Ini kian menguatkan dugaan bahwa BHP Billiton berencana melepas  aset-asetnya, salahsatunya di Indomet Coal. 

Saat ini,  perusahaan perusahaan batubara asal Australia  itu mengempit 75% saham IndoMet Coal. Adapun 25% saham sisanya milik PT Adaro Energy Tbk yang dibeli pada 2010 silam.

IndoMet Coal tercatat mengantongi tujuh perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara atau PKP2B) melalui IndoMet Coal di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. 

IndoMet Coal memegang tujuh PKP2B tersebut melalui PT Lahai Coal, PT Ratah Coal, PT Juloi Coal, PT Pari Coal dan PT Sumber Barito Coal. Dua sisanya PT Kalteng Coal dan PT Maruwai Coal. 

Adapun selama 20 tahun memegang tujuh PKP2B melalui IndoMet Coal, BHP Billiton telah menggelontorkan investasi sebesar US$100 juta. 

Dana investasi sebesar itu untuk pengembangan tambang batubara skala kecil di Lahai Coal di Haju, Kalimantan Tengah. 

Sementara enam tambang lain belum masuk tahap pengembangan perusahaan ini. BHP Billiton masih berupaya mengeksplorasi ke enam tambang miliknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×