Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Komisi VII DPR RI telah menyepakati lifting minyak dan gas bumi (migas) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2024.
Dalam target yang ditetapkan, lifting migas disepakati sebesar 1.645 ribu Barel Oil Equivalent per Day (MBOEPD) hingga 1.676 ribu BOEPD. Jumlah ini terdiri dari lifting minyak untuk tahun 2024 sebesar 615 ribu Barel Oil Per Day (BOPD) hingga 640 ribu BOPD. Sementara itu, lifting gas bumi disepakati sebesar 1.030 ribu BOEPD hingga 1.036 ribu BOEPD.
Adapun, target pada tahun 2024 ini lebih rendah ketimbang target yang ditetapkan untuk tahun ini di mana lifting minyak bumi sebesar 660 MBOPD dan lifting gas bumi sebesar 1.100 MBOEPD
Baca Juga: PGN Saka Kelola Blok Sangkar, Eksplorasi Bakal Digenjot
Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan, tren lifting khususnya minyak memang selalu mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
"Kendala di lapangan menunjukkan kualitas minyak kita menurun. Dibutuhkan upaya yang besar," kata Arifin dalam Rapat Kerja Komisi VII DPR RI, Senin (5/6).
Arifin menjelaskan, pihaknya tengah berupaya menyediakan pelbagai insentif untuk mendorong pengeboran yang masif.
Sayangnya, saat ini hasilnya dinilai masih belum optimal. Pasalnya sektor hulu migas menghadapi tantangan di mana sumur yang dibor didominasi sumur-sumur tua.
Tak sampai di situ, pemerintah pun mengklaim tengah menjalin kerja sama dengan perusahaan asal Amerika Serikat yang memiliki kemampuan dalam hulu migas.
"8-10 tahun lagi baru kelihatan, negosiasinya berjalan cukup lancar," jelas Arifin.
Arifin melanjutkan, selain upaya peningkatan produksi dari lapangan eksisting, pihaknya juga terus mendorong eksplorasi dari potensi blok-blok migas yang baru.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengungkapkan, setiap tahunnya industri hulu migas menghadapi tantangan penurunan produksi dari lapangan migas.
Baca Juga: Pertamina Bakal Ambil Alih Saham Shell di Masela Akhir Bulan Ini
"Kalau kita lihat, laju penurunannya 10% sampai 15%. Untuk menahannya kita melakukan upaya pengeboran, pengembangan lalu kegiatan kerja ulang dan well service serta reaktivasi," jelas Nanang.
Nanang mengungkapkan, perlu ada pengembangan lapangan baru untuk menjaga target produksi minyak.
Kondisi sedikit lebih baik terjadi untuk sektor gas bumi yang dinilai masih memiliki potensi untuk mencapai target.
Asal tahu saja, pemerintah memiliki target untuk mencapai 1 juta barel per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD) pada 2030 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News