kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lion sudah angkut 600 juta penumpang selama 19 tahun beroperasi


Selasa, 02 Juli 2019 / 21:26 WIB
Lion sudah angkut 600 juta penumpang selama 19 tahun beroperasi


Reporter: Andy Dwijayanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lion Air selama selama 19 tahun dari 30 Juni 2000 hingga 30 Juni 2019 sudah mengangkut sebanyak 600 juta penumpang. 

Sejak dimulai penerbangan perdana dari Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang (CGK) ke Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat (PNK), hingga saat ini jaringan Lion Air berkembang melayani 42 kota tujuan domestik serta 25 internasional  meliputi Singapura, Malaysia, Tiongkok dan Saudi Arabia.

Jumlah tersebut menunjukkan Lion Air sudah mewujudkan sebagian besar mimpi masyarakat bisa berkunjung dan melihat banyak kota tujuan sesuai tagline We Make People Fly.

Manajemen optimis, melakukan penerbangan ke kota-kota favorit didukung pesawat generasi baru yang dibekali fitur modern akan menambah pengalaman tersendiri bagi siapapun yang terbang bersama Lion Air, sehingga diharapkan selalu menarik minat jalan-jalan menggunakan pesawat udara.

Danang Mandala Prihantoro, Corporate Communications Strategic Lion Air menjelaskan armada miliknya terus tumbuh dengan pengoperasian jenis pesawat terbaru, Lion Air mengoperasikan berbagai tipe, terdiri dari 66 Boeing 737-900ER terdiri 215 kelas ekonomi, 38 Boeing 737-800NG terdiri 189 kelas ekonomi dan tiga berbadan lebar Airbus 330-300 terdiri 440 kelas ekonomi.

"Pesawat yang mempunyai rata-rata usia enam tahun itu dioperasikan dan dinilai sangat cocok memenuhi kebutuhan traveling dalam mengakomodir keinginan para travelers untuk mengunjungi berbagai destinasi popular Indonesia dan luar negeri," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (2/7).

Sejalan pandangan tajam ke depan dan analisis Lion Air, akan senantiasa mengembangkan bisnis, dalam upaya memberikan kemudahan lalu lintas penumpang atau travelers (wisatawan dan pebisnis) seiring tren perkembangan perjalanan udara kekinian (millennials traveling) serta distribusi logistik.

Keseriusan itu diwujudkan dengan merealisasikan pencapaian kinerja tingkat ketepatan waktu atau on time performance (OTP) 85,80% semester 1 2019 dari total 2.562 penerbangan atau rata-rata 427 per hari. Perolehan OTP ini meningkat dibandingkan periode sama pada 2018 yaitu 77,4% dan di 2017 tercatat 72,90%.

Data OTP  85,80% adalah penghitungan konkret sesuai laporan Integrated Operation Control Center (IOCC) Lion Air Group secara tepat waktu dan bersamaan (real time) menurut ketepatan pesawat saat keberangkatan (departure) dan kedatangan (arrival) berdasarkan waktu kurang dari 15 menit dari jadwal yang ditentukan.

Kesungguhan Lion Air dalam meningkatkan OTP sesuai target, Lion Air menjalankan langkah strategi tepat guna mempertahankan operasional konsisten pada angka terbaik, sehingga berdampak positif terhadap mutu layanan dan tingkat ketepatan waktu penerbangan, antara lain pengaturan pergerakan penumpang dan pesawat.Koordinasi intensif bersama pihak terkait guna memastikan kelancaran setiap hari.

Koordinasi intensif bersama pihak terkait guna memastikan kelancaran setiap hari, mengaplikasikan standar prosedur pengoperasian pesawat udara menurut aturan dan petunjuk dari pabrik pembuat pesawat, termasuk pemeliharaan pesawat, pengecekan komponen pesawat, pelatihan awak pesawat serta hal lainnya. Lion Air juga menjalankan prosedur DKPPU Kementerian Perhubungan RI.

"Untuk mekanisme pengoperasian pesawat udara, Lion Air memiliki utilisasi 8-9 jam per hari, rata-rata enam pesawat menjalani perawatan (schedule maintenance) serta rata rata lima pesawat sebagai cadangan (stand by)," lanjutnya.

Dalam operasional setiap penerbangan, Lion Air selalu patuh dan menerapkan budaya keselamatan. Komitmen inilah yang menegaskan Lion Air wajib mengutamakan aspek keselamatan dan keamanan penerbangan.

Manajemen memanfaatkan sistem terstruktur dan konsistensi secara komprehensif antara perawatan pesawat, tim operasional serta keputusan cepat guna menentukan rotasi baru apabila ada hambatan terjadi di lapangan yang bertujuan meminimalisir dampak keterlambatan penerbangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×