kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lippo menambah tiga Siloam Hospitals


Rabu, 05 September 2012 / 08:45 WIB
Lippo menambah tiga Siloam Hospitals
ILUSTRASI. Bendera India. REUTERS/Adnan Abidi


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk, melalui anak usahanya Siloam Hospitals, terus mengembangkan bisnis rumah sakitnya. Sepanjang September tahun ini saja, emiten berkode saham LPKR ini berencana mengoperasikan tiga Siloam Hospitals baru di Makassar, Sulawesi Selatan, di Denpasar, Bali, dan di Palembang, SumAtera Selatan.

Dengan penambahan tiga rumah sakit itu, maka Siloam total memiliki 12 rumah sakit hingga akhir bulan ini. Chief Executive Officer (CEO) Lippo Group, James Riady menuturkan, Siloam Hospitals Makassar yang resmi beroperasi pada Senin (3/9) lalu, merupakan rumah sakit kedua di Sulawesi.
Sebelumnya, pada Juni lalu, Siloam buka di Manado. "Setelah itu menyusul akan buka di Bali dan Palembang," papar James Riady, Senin (3/9).

Namun, James enggan menyebut investasi untuk pendirian rumah sakit itu. Dia hanya bilang, biayanya hampir sama dengan rumah sakit sebelumnya. Sebagai gambaran, Siloam Manado dengan 290 tempat tidur butuh US$ 40 juta.

Sampai akhir tahun ini, James menargetkan, Lippo akan mengoperasikan 16 Siloam Hospitals. Bahkan, dia berambisi, perseroan bisa mengelola 50 rumah sakit hingga lima tahun mendatang.

Kata James, fokus ekspansi Siloam bakal menyasar wilayah timur Indonesia. Saat ini, Siloam sudah hadir di kawasan Jabodetabek, Surabaya, Jambi, dan Balikpapan.

Melego saham

James menegaskan, Siloam bakal tetap menjadi salah satu fokus utama bisnis Lippo. Namun demikian, dia mengakui rencana perusahaan untuk melepas sebagian saham rumah sakit tersebut. "Pembicaraan dengan mitra, baik dari dalam dan luar negeri, terus berjalan. Tapi mereka hanya akan menjadi minoritas," ungkap James.

Sayang, dia menolak merinci besaran saham yang bakal dilepas. Namun, sebelumnya, sumber kantor berita Reuters membisikkan, Lippo bakal melego minimal 20% saham Siloam seharga US$ 200-US$ 300 juta.

Bahkan, jika harganya cocok, saham yang dilepas bisa mencapai 49%. Sumber Reuters itu juga menyebutkan, Lippo perlu dana untuk biaya eskpansi bisnis rumah sakit.

Dari sejumlah peminat saham tersebut, saat ini sudah mengerucut jadi empat calon investor, yaitu Blackstone, BAIN Capital, KKR & Co L.P., dan Dubai Abraaj Capital.

James mengklaim, banyak yang berminat memiliki saham Siloam lantaran bisnis rumah sakit berkembang pesat di Asia. Tapi, dia menolak bercerita lebih detail soal rencana lego saham itu. "Tiga bulan lagi baru ada perkembangan," elaknya.

Pantas Lippo fokus mengembangkan bisnis rumah sakit. Lihat saja, sepanjang semester I lalu, pendapatan dari divisi rumah sakit ini meningkat paling tajam, yaitu 37% dibanding periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp 811 miliar.

Padahal pendapatan Lippo di paro pertama tahun ini hanya tumbuh 28% dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 2,41 triliun. Kendati begitu, divisi residential/township masih menjadi penyokong separuh pendapatan Lippo.

James pun optimistis dengan bisnis properti, meski sejumlah analis meramalkan pertumbuhan mulai melambat. "Masih mungkin dua-tiga tahun lagi, meski pertumbuhan tak bisa secepat tahun ini, karena basisnya sudah tinggi," ujar James. Dia menilai pertumbuhan 15% sangat baik.

Demi mendukung pertumbuhan di semua lini bisnisnya, Lippo Group telah menyiapkan investasi US$ 1 miliar- US$ 1,5 miliar per tahun sampai lima tahun ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×