kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.348.000   -50.000   -2,09%
  • USD/IDR 16.726   -19,00   -0,11%
  • IDX 8.370   -1,56   -0,02%
  • KOMPAS100 1.159   1,71   0,15%
  • LQ45 844   2,78   0,33%
  • ISSI 293   0,51   0,17%
  • IDX30 443   1,88   0,43%
  • IDXHIDIV20 509   1,38   0,27%
  • IDX80 131   0,22   0,17%
  • IDXV30 136   -1,02   -0,74%
  • IDXQ30 140   0,57   0,41%

Hinabi Buka Suara Soal Tak Ada Garansi untuk Alat Berat Berbahan Bakar Biofuel


Kamis, 14 Agustus 2025 / 22:15 WIB
Hinabi Buka Suara Soal Tak Ada Garansi untuk Alat Berat Berbahan Bakar Biofuel
ILUSTRASI. Hinabi buka suara soal tidak adanya garansi pada alat berat tambang yang menggunakan biofeul, termasuk Biodiesel B10 . KONTAN/Fransiskus Simbolon/08/08/2017


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) buka suara soal tidak adanya garansi pada alat berat tambang yang menggunakan biofeul, termasuk Biodiesel B10 atau di atas campuran 10% biodiesel.

Menurut Ketua Umum Hinabi, Widayat Raharjo mengatakan para anggota asosiasi sebelumnya memberikan garansi atas alat-alat tambang yang menggunakan bahan bakar nabati, namun menurutnya perlu ada kajian matang terhadap penggunaan biofuel dan efeknya kepada mesin-mesin tambang.

"Tentunya perlu kajian matang dan seperti hal sebelumnya, di mana member kami memberikan waranty (garansi). Nah tentunya hal ini merupakan hal yang sangat diperhatikan. Bukan hanya masalah waranty tapi juga efek lainnya sehingga akan berdampak kepada customer satisfaction," jelas Widayat kepada Kontan, Kamis (14/08/2025).

Baca Juga: Harga Batubara Turun, Permintaan Alat Berat Sektor Tambang Melorot

Widayat mengatakan, lebih lanjut asosiasi akan melakukan diskusi kepada pemegang merek terkait garansi tersebut.

"Untuk penggunaan B10 up (ke atas, kami dari HINABI sedang mendiskusikan dengan pemegang merk terhadap hal ini," tambahnya.

Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Pelaku industri pertambangan di dalam negeri mengeluhkan sejumlah efek samping dari penerapan kebijakan mandatori biodiesel B40 atau campuran 40% minyak kelapa sawit (CPO) dengan 60% bahan bakar solar. 

Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Mining Association (IMA) Hendra Sinadia salah satu keluhan yang dialami para penambang adalah kebijakan pabrikan alat berat, khususnya keputusan pemberian garansi.

Baca Juga: Pebisnis Alat Berat Cermati Perang Tarif

"Kekhawatiran lain dari kebijakan campuran biofuel dan solar adalah bahwa sejauh ini tidak ada pabrikan alat berat yang memberikan garansi terhadap penggunaan biofuel di atas campuran 10%," ungkap dia.

Menurut dia, fenomena tersebut memunculkan beban tambahan bagi biaya operasional pertambangan imbas mandatori B40.

"Dengan tambahan beban biaya, perusahaan semakin kesulitan untuk menjaga arus kas serta dapat berdampak terhadap rencana investasi," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU

[X]
×