kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lirik tol Trans Jawa, Starbucks Indonesia masih pelajari peluang


Rabu, 27 Maret 2019 / 19:03 WIB
Lirik tol Trans Jawa, Starbucks Indonesia masih pelajari peluang


Reporter: M Imaduddin | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Berbagai perusahaan food and beverages mulai membidik rest area sebagai salah satu fokus ekspansinya di tahun ini. Apalagi setelah rampungnya Tol Trans Jawa dan sejumlah ruas Tol Trans Sumatera yang akan jadi titik tumpu perjalanan masyarakat via darat.

PT MAP Boga Adiperkasa selaku pemegang merk Starbucks Coffee di Indonesia pun sudah memantau potensi ekspansi di rest area sepanjang Tol Trans Jawa. Akan tetapi, dijelaskan oleh Direktur MAP Boga Adiperkasa Fetty Kwartati, pihaknya masih akan terus wait and see terhadap peluang pasarnya.

"Kami punya plan tambah 60 gerai setiap tahunnya di beberapa alternatif lokasi seperti mall, kantor, airport termasuk rest area Trans Jawa," tuturnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/03).

Fetty menerangkan bahwa pembukaan gerai Starbucks bergantung oleh beberapa faktor, yakni trafik tol, logistik dan supply chain. Pada saat pembukaan gerai di sepanjang Tol Cipularang pun dilakukan secara bertahap.

"Rest area merupakan alternatif lokasi untuk pengembangan Starbucks, termasuk Trans Jawa. Tapi untuk schedule-nya tentu disesuaikan dengan kondisi lapangan, kapasitas dan prioritas kami saat ini," ungkap Fetty.

Kendati begitu, Starbucks Indonesia sangat terbuka dengan peluang yang sewaktu-waktu muncul. Jika waktunya sudah tepat, Fetty memastikan bahwa Starbucks akan buka tempat di sana.

Jika pada waktunya nanti gerai Starbucks hadir di rest area sepanjang jalan Tol Trans Jawa, menu yang akan ditawarkan akan disesuaikan dengan daerahnya. Untuk rata-rata harga jual, Fetty bilang standarnya akan sama dengan gerai-gerai lain selama gerai tersebut di luar area bandara, rest area, juga daerah konsentrasi turis seperti Bali.

"Kalau minuman semua menu akan ada, tapi kalau makanan jenisnya bisa beda, disesuaikan dengan daerahnya dan keterjangkauan bahan baku," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×