kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lobster Lebak terbaik di dunia


Senin, 19 Januari 2015 / 21:06 WIB
Lobster Lebak terbaik di dunia
ILUSTRASI. Penjual bendera Imarah Islam Afghanistan di depan mural dengan bendera yang sama, di depan bekas Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, 8 Oktober 2021. REUTERS/Jorge Silva


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

LEBAK. Sejumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Lebak menyebutkan kualitas udang lobster di daerah ini masuk terbaik di dunia sehingga permintaan pasar mancanegara cukup tinggi.

"Kami saat ini sulit untuk mendapatkan udang lobster itu," kata Ujang, seorang tokoh nelayan Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Senin (19/1).

Ia menyebutkan, udang lobster pesisir Kabupaten Lebak itu memiliki spesifik tersendiri dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air. Lobster Lebak berwarna hijau dengan memiliki berat hingga mencapai 1,5 kilogram banyak diminati warga asing.

Selain rasanya enak dan gurih juga tidak mengandung kalesterol. Karena itu, tangkapan udang lobster hijau memiliki nilai jual tinggi hingga mencapai Rp1 juta/kg. "Semua hasil tangkapan udang lobster itu dibeli oleh pengempul dan dipasok ke Jakarta," katanya.

Menurut dia, saat ini populasi udang lobster sulit didapat karena cuaca buruk yang melanda Perairan Samudera Hindia. Saat ini, nelayan melaut paling dapat menangkap satu ekor udang lobster dengan berat 2 ons juga terkadang tidak ada.

Kemungkinan populasi udang termahal itu terancam langka karena banyak benihnya dijual ke Jakarta. "Kami berharap pemerintah bisa membudidayakan udang lobster karena permintaan pasar cukup tinggi," ujarnya.

Suherman, seorang nelayan di pesisir Pantai Panggarangan Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya setiap hari mencari udang lobster. Sebab pendapatan udang lobster cukup lumayan untuk membantu ekonomi keluarga. "Kami terkadang memancing udang lobster mendapat dua ekor dan dijual mencapai Rp250 ribu," katanya.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak Winda Triana mengatakan pihaknya menyosialisasikan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 1/2015 tentang larangan kegiatan tangkap lobster, kepiting dan rajungan dalam keadaan bertelur.

Peraturan pemerintah itu mulai diberlakukan 6 Januari 2015 untuk melindungi populasi lobster itu. Selama ini, udang lobster Kabupaten Lebak terbaik di dunia."Kami prihatin dulu Lebak terkenal lumbung lobster, namun kini sudah berkurang populasinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×