kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.299.000   3.000   0,13%
  • USD/IDR 16.707   -11,00   -0,07%
  • IDX 8.395   57,53   0,69%
  • KOMPAS100 1.168   8,20   0,71%
  • LQ45 854   5,85   0,69%
  • ISSI 291   2,33   0,81%
  • IDX30 444   1,43   0,32%
  • IDXHIDIV20 513   2,30   0,45%
  • IDX80 132   1,04   0,80%
  • IDXV30 138   1,56   1,14%
  • IDXQ30 141   0,50   0,35%

Lobster Lebak terbaik di dunia


Senin, 19 Januari 2015 / 21:06 WIB
Lobster Lebak terbaik di dunia
ILUSTRASI. Penjual bendera Imarah Islam Afghanistan di depan mural dengan bendera yang sama, di depan bekas Kedutaan Besar AS di Kabul, Afghanistan, 8 Oktober 2021. REUTERS/Jorge Silva


Sumber: Antara | Editor: Yudho Winarto

LEBAK. Sejumlah nelayan di pesisir selatan Kabupaten Lebak menyebutkan kualitas udang lobster di daerah ini masuk terbaik di dunia sehingga permintaan pasar mancanegara cukup tinggi.

"Kami saat ini sulit untuk mendapatkan udang lobster itu," kata Ujang, seorang tokoh nelayan Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak, Senin (19/1).

Ia menyebutkan, udang lobster pesisir Kabupaten Lebak itu memiliki spesifik tersendiri dibandingkan dengan daerah lain di Tanah Air. Lobster Lebak berwarna hijau dengan memiliki berat hingga mencapai 1,5 kilogram banyak diminati warga asing.

Selain rasanya enak dan gurih juga tidak mengandung kalesterol. Karena itu, tangkapan udang lobster hijau memiliki nilai jual tinggi hingga mencapai Rp1 juta/kg. "Semua hasil tangkapan udang lobster itu dibeli oleh pengempul dan dipasok ke Jakarta," katanya.

Menurut dia, saat ini populasi udang lobster sulit didapat karena cuaca buruk yang melanda Perairan Samudera Hindia. Saat ini, nelayan melaut paling dapat menangkap satu ekor udang lobster dengan berat 2 ons juga terkadang tidak ada.

Kemungkinan populasi udang termahal itu terancam langka karena banyak benihnya dijual ke Jakarta. "Kami berharap pemerintah bisa membudidayakan udang lobster karena permintaan pasar cukup tinggi," ujarnya.

Suherman, seorang nelayan di pesisir Pantai Panggarangan Kabupaten Lebak mengaku bahwa dirinya setiap hari mencari udang lobster. Sebab pendapatan udang lobster cukup lumayan untuk membantu ekonomi keluarga. "Kami terkadang memancing udang lobster mendapat dua ekor dan dijual mencapai Rp250 ribu," katanya.

Kepala Bidang Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak Winda Triana mengatakan pihaknya menyosialisasikan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 1/2015 tentang larangan kegiatan tangkap lobster, kepiting dan rajungan dalam keadaan bertelur.

Peraturan pemerintah itu mulai diberlakukan 6 Januari 2015 untuk melindungi populasi lobster itu. Selama ini, udang lobster Kabupaten Lebak terbaik di dunia."Kami prihatin dulu Lebak terkenal lumbung lobster, namun kini sudah berkurang populasinya," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×