Reporter: Maria Rosita | Editor: Rizki Caturini
JAKARTA. Asing makin getol berinvestasi di Indonesia. Terbaru Grup Lotte, asal Korea, yang mengembangkan bioskop bertajuk Lotte Cinema. Tak tanggung-tanggung, perusahaan konglomerasi asal Negeri Ginseng itu membangun 100 bioskop di Indonesia. Ini bakal mengekor Lotte Mart, Lotte Depstore, dan Lotteria.
Untuk Lotte Cinema investasinya sekitar Rp 20 miliar-Rp 30 miliar per bioskop. Rupanya Grup rela menggelontorkan duit segitu di Indonesia karena berbagai alasan. Shin Ju-Hyun, Manajer Umum Pemasaran, PT Lotte Shopping Indonesia, bilang masuk Indonesia lebih gampang ketimbang negara lain, bahkan India sekalipun.
Kedua, Indonesia diprediksi masuk 10 negara dengan perekonomian terbaik di dunia tahun 2025 nanti. Hal penting lain, marketnya lebar. Tengok saja penduduk kita 230 juta kepala dan SDA-nya komplit. Angka spending kebutuhannya pun meningkat.
"Ekonomi Indonesia paling berkembang, berinvestasi di sini kondusif, makanya grup kami masuk satu per satu," kata Shin kepada KONTAN, Jumat (11/11).
Asal tahu, Grup Lotte juga punya target besar di tahun 2018. Saat ini diharapkan Grup Lotte masuk Top 10 konglomerasi skala global. Sedangkan Lotte Department Store yang sekarang peringkat 8 global ditargetkan masuk Lima Besar tahun 2018 nanti.
Angka penjualan Grup Lotte tahun 2010 mencapai US$ 55,3 miliar. Perusahaan menargetkan angka itu menyentuh US$ 66,36 miliar - US$ 71,89 miliar atau naik 20% - 30% dibandingkan tahun lalu.
Bagaimana saja langkahnya? Melalui PT Lotte Shopping Plaza Indonesia perusahaan mengembangkan Lotte Department Store di Jakarta. Tak tanggung-tanggung Lotte menganggarkan US$ 27 juta sebagai nilai awal kerja sama dengan PT Ciputra Property Tbk. Mulai tahun depan Lotte menyewa 78.000 meter persegi (m2) dari total 130.000 m2 luas Superblok Ciputra World. Kontrak berlaku 20 tahun.
Wajar saja perusahaan gencar mengembangkan department store. Soalnya kontribusi terhadap Grup Lotte mencapai US$ 10 miliar. Penjualan ditargetkan naik 15% tahun ini.
Presiden Direktur Lotte Dept. Store, Chang-Suk Suh, mengaku kepincut bikin pusat perbelanjaan di Indonesia karena pertumbuhan omzet ritel Indonesia tumbuh 20% saban tahun. Sekadar catatan Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo) memproyeksi belanja ritel tahun ini menyentuh Rp 120 triliun.
Tak menutup kemungkinan Lotte bakal merangkul pemain ritel Indonesia. Untuk unit bisnis yang ini, Lotte kepingin menciptakan paradigma baru berbelanja. Kala itu Suh berkata kepada KONTAN, sekitar 5% dari seluruh produk merupakan merek Korea. Konsep lain, sekitar 30% "Pertumbuhan ekonomi Indonesia menjanjikan untuk bisnis ritel," ujar dia.
Shin juga bilang tahun depan terus menambah jumlah Lotte Dept. Store di Indonesia. Memang terbaik di Jakarta, namun karena ada isu moratorium mal, Lotte melirik kota besar lain.
Untuk hipermarket, sekarang ada 24 Lotte Mart di Indonesia. Sekitar 19 di antaranya dikembangkan lewat akuisisi gerai Makro tahun 2008 lalu. Holding berniat memiliki 100 gerai Lotte Mart di Indonesia tahun 2018 mendatang.
Dengan begitu Lotte pelan-pelan menggapai asa menjadi pemimpin ritel global. Tak heran Lotte juga bakal mengakuisisi sejumlah gerai di China.
Lotte Mart menargetkan meraup penjualan US$ 14 juta tahun ini, atawa naik 100% dibandingkan tahun lalu. Bahkan di tahun 2012 targetnya menyentuh US$ 100 juta. Maka dalam jangka panjang, tepatnya 2018 nanti Lotte ingin punya 700 gerai Lotte Mart di Asia. Maklum, perusahaan mengejar omset US$ 25 miliar.
Pengamat ritel, Basuki Ismael, berpendapat Lotte membaca kebutuhan dan perubahan gaya hidup ala megapolitan di Indonesia. Itu sebabnya selama ini unit bisnis Lotte menyasar masyarakat menengah ke atas.
Karena ekspansinya terbilang cepat, Lotte harus menghadapi dua kendala. Yaitu menghadapi kompetitor dan kesiapan SDM. Maka, jalan terbaik juga cuma dua memulai dari nol atau mengakuisisi. "Yang dilakukan dulu terhadap Makro sudah benar, tinggal dikembangkan, untuk dikenal pasar pun mesti makan tiga tahun ," kata Basuki.
Di kampung halamannya saja, Lotte menjadi perusahaan ritel terbesar ke-2. Setahu dia, Lotte juga sedang gencar menembus India dan Jepang. Itu untuk memperkokoh cita-cita jadi pemimpin perusahaan ritel global. Tapi sebagai perusahaan konglomerasi, Lotte menempati peringkat ke-5 di kampungnya.
Sofjan Wanandi, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), bilang, Korea memang menjadi investor terbesar di Indonesia saat ini. Korea melihat berbisnis di Indonesia jauh menguntungkan ketimbang China. Maka kalau Grup Lotte agresif kemari, itu karena pingin meniru perusahaan Korea yang duluan sukses di Indonesia.
Dia bilang selanjutnya India juga akan mengembangkan bisnis di Indonesia. Jepang juga akan kembali berinvestasi lewat perusahaan otomotif. "Marketnya besar, kita patut senang banyak investasi masuk," kata Sofjan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News